Jumat 08 Dec 2017 12:49 WIB

Negara Amerika Latin Ramai-Ramai Protes Keputusan Trump

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel. Hal ini disampaikannya di Gedung Putih, Washington DC, Rabu (6/12) waktu setempat atau Kamis (7/12) WIB.
Foto: AP/Alex Brandon
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel. Hal ini disampaikannya di Gedung Putih, Washington DC, Rabu (6/12) waktu setempat atau Kamis (7/12) WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOTA -- Negara-negara Amerika Latin menyuarakan ketidaksepakatan dan protesnya terhadap keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Menurut negara-negara tersebut, keputusan Trump melanggar berbagai kesepakatan serta resolusi internasional.

Duta Besar Bolivia untuk PBB Sacha Llorenti meminta agar Dewan Keamanan PBB menggelar pertemuan guna membahas keputusan Trump. Ia mengungkapkan pertemuani ni rencananya digelar pada Jumat (8/12) pagi di kantor pusat PBB di New York, AS.

Llorenti mengatakan, keputusan Trump terkait Yerusalem telah melanggar berbagai resolusi Dewan Keamanan dan Majelis Umum PBB. Keputusan ini juga merongrong upaya untukmencapai resolusi damai dalam konflik Palestina-Israel, ujarnya, dikutip lamanAnadolu Agency.

Pemerintah Uruguay, yang juga telah meminta Dewan Keamanan PBB menggelar pertemuan untukmembahas keputusan Trump, menolak keputusan tersebut.

"Keputusan (Trump) ini tidak membantu memperbaiki iklim perdamaian dan saling menghormati yang dibutuhkan untuk mencapai solusi yang komprehensif, adil, dan abadi di Timur Tengah," kata Pemerintah Uruguay dalam sebuah pernyataan.

Pemerintah Venezuela pun menolak keputusan Trump dan menyebut pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel merupakan langkah sewenang-wenang oleh AS. "Keputusan ini tidak dikonsultasikan dan berupaya memperluas keberadaan ilegal Israel di wilayah Palestina yang diduduki," ungkap Kementerian Luar Negeri Venezuela dalam sebuah pernyataan.

Kementerian Luar Negeri Ekuador juga menyuarakan pendapatnya. Mereka menilai, keputusan Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel akan memiliki dampak buruk di daerah tersebut.

Pemerintah Kuba turut mengkritik keputusan Trump. Kuba berpendapat keputusan Trump telahmelanggar kepentingan sah rakyat Palestina. Hal ini juga memiliki konsekuensi serius terhadap keamanan dan stabilitas di Timur Tengah.

PemrintahArgentina menyesali keputusan Trump. Argentina mengatakan AS jelas telahmelanggar kesepakatan dan resolusi yang diterbitkan oleh Majelis Umum PBB. Argentina berharap AS dapat menimbang kembali keputusannya sambil mengingatresolusi-resolusi PBB yang telah dikeluarkan terkait Yerusalem.

Sedikit berbeda,Pemerintah Meksiko mengambil sikap yang cenderung netral. Meksiko akanmempertahankan hubungan bilateral yang akrab dengan Israel dan Meksiko jugaakan mendukung klaim historis rakyat Palestina, kata Kementerian Luar NegeriMeksiko.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement