Jumat 08 Dec 2017 13:49 WIB

Cerita Menlu Tentang Upaya Indonesia Batalkan Pengakuan Trump

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bayu Hermawan
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi
Foto: Antara/Muhamad Iqbal
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi

REPUBLIKA.CO.ID, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menceritakan upaya Pemerintah Indonesia melakukan diplomasi dengan Pemerintah AS terkait pengakuan Jerusalem, tiga jam menjelang pengumuman oleh Presiden Donald Trump. Ia mengaku, saat itu ia masih berkomunikasi dengan Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson yang tengah berada di Brussels.

Tak hanya dengan Menlu AS, Retno juga menjalin komunikasi dengan negara-negara Muslim lainnya terkait hal ini. "Itu artinya sampai jam terakhir diplomasi kita masih berusaha keras dan tentunya tidaknya Indonesia tetapi juga kita dengan negara-negara Muslim lainnya yang kita berusaha untuk terus berusaha," kata Retno di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (8/12).

Dalam komunikasinya dengan Menlu AS, Retno kembali menyampaikan sikap dan posisi Pemerintah Indonesia. Selain itu, Pemerintah Indonesia juga berharap Pemerintah AS dapat membatalkan rencana tersebut.

"Tetapi Tillerson mengatakan keputusan sudah diambil Presiden (Trump)," ujarnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi telah memanggil Dubes AS untuk Indonesia Joseph Donovan pada Kamis sore (7/12). Pemanggilan ini merupakan instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menyampaikan posisi Indonesia terkait pengakuan Amerika terhadap Jerusalem sebagai ibu kota Israel.

"Di dalam pertemuan tersebut kembali saya sampaikan posisi resmi Indonesia sebagaimana yang diteruskan oleh Bapak Presiden bahwa posisi resmi Indonesia terhadap pengakuan AS mengenai Yerusalem sebagai Ibukota Israel," kata Retno.

Retno kembali menegaskan, posisi dan sikap Indonesia sudah sangat jelas dan tegas mengecam pengakuan secara sepihak oleh AS. "Jadi posisinya jelas tegas kita sampaikan dan pihak Amerika menyampaikan kembali isi dari pidato Presiden Trump," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement