Selasa 12 Dec 2017 04:56 WIB

Kunjungan Sekelompok Warga Bahrain ke Israel Tuai Kecaman

Pengunjukrasa wanita membawa batu di Kota Ramallah, Tepi Barat, Palestina, Jumat (8/12)
Foto: Alaa Badarneh/EPA
Pengunjukrasa wanita membawa batu di Kota Ramallah, Tepi Barat, Palestina, Jumat (8/12)

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Kelompok masyarakat madani Bahrain menyebut kunjungan sejumlah warga ke Israel sebagai isyarat toleransi dan koeksistensi, Demikian dilaporkan kantor berita negara BNA, setelah berita tentang kunjungan warga Bahrain tersebut memicu kemarahan luas di media sosiall.

Kunjungan tersebut terjadi di tengah panasnya emosi di dunia Arab atas keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv,.

Kunjungan 24 orang dari kelompok disebut "This is Bahrain" itu mendorong munculnya tagar #Bahrain_resists_normalisation atau #Bahrain_tolak_normalisasi di Twitter. Beberapa orang menyebut kunjungan itu sebagai pengkhianatan terhadap bangsa Palestina dan Bahrain.

Dalam pernyataan diumumkan kantor berita BNA pada Ahad, kelompok tersebut mengatakan bahwa kunjungan itu adalah prakarsa pribadi ke Israel dan Yerusalem yang terdiri atas warga Bahrain dan asing dari berbagai agama.

"Parkarsa 'This is Bahrain' itu didasarkan atas tenggang rasa dan hidup berdampingan, yang dianut Kerajaan Bahrain dan ciri masyarakatnya, dan bertujuan mengunjungi tempat suci Islam, Kristen, Yahudi dan lain-lain di seluruh dunia," kata kelompok tersebut.

Sebagian besar negara Arab melihat Israel sebagai penghuni tanah Arab, dan mengatakan bahwa normalisasi hubungan dengan negara yahudi harus sesuai dengan rencana perdamaian Arab yang menyerukan pembentukan sebuah negara Palestina dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement