Selasa 12 Dec 2017 17:44 WIB
Terkait Nasib Yerusalem

Neno: Umat Islam Harus Bersatu Tolak Trump

Rep: Muhyiddin/ Red: Agus Yulianto
Ratusan umat Islam mengikuti kegiatan orasi kemanusiaan Indonesia bersatu Bela Pastina di Masjid Raya Pondok Indah, Jalan Iskandar Muda no 1, Jakarta Selatan, Selasa (12/12).
Foto: Muhyiddin / Republika
Ratusan umat Islam mengikuti kegiatan orasi kemanusiaan Indonesia bersatu Bela Pastina di Masjid Raya Pondok Indah, Jalan Iskandar Muda no 1, Jakarta Selatan, Selasa (12/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ustazah Neno Warisman menyampaikan tausiyah dalam kegiatan orasi kemanusiaan Indonesia bersatu Bela Pastina yang dilaksankan di Masjid Raya Pondok Indah, Jalan Iskandar Muda no 1, Jakarta Selatan, Selasa (12/12). Mantan penyanyi ini turut menyerukan agar umat Islam bersatu untuk menolak pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Neno mengatakan, bahwa umat Islam bersyukur Presiden Joko Widodo telah menyampaikan kedongkolannya terhadap sikap Trump yang sepihak tersebut. Namun, Neno berharap, sikap Jokowi tersebut tidak hanya untuk menarik empati umat Islam untuk Pemilu 2019.

"Kita bersyukur karena pemerintah satu suara dengan rakyat dan mudah-mudahan insyaAllah ke depan pemerintah bukan sekedar untuk menarik suara atau empati kaum muslim menjelang perhelatan besar negara ini (Pemilu 2019)," ujar Neno saat ditemui Republika.co.id dalam acara tersebut.

Neno berharap, sikap tegas Jokowi yang menolak keputusan Trump tersebut berlanjut pada tindakan-tindakan yang konkrit. Bahkan, kata dia, kalau perlu Jokowi harus memimpin langsung penolakan-penolakan tersebut bersama rakyat. "Tapi bertumbuh dari dalam diri satu empati yang konkret sehingga pekerjaan untuk menolong Palestina ini justru saya harap dikomandani oleh presiden sendiri, oleh negara sendiri," ucapnya.

Apalagi, lanjut Neno, Indonesia juga pernah dibantu oleh salah seorang saudagar kaya Palestina, Muhammad Ali Taher dalam meraih kemerdekaannya. "Terimalah semua kekayaan saya ini untuk memenangkan perjuangan Indonesia, begitulah kata Ali Taher saat membantu perjuangan kemerdekaan Indonesia pada 1944," ujar Neno.

Sejak dukungan itu disiarkan radio pada 6 September 1944, jalanan di Palestina dipenuhi gelombang aksi solidaritas dan dukungan kepada Indonesia oleh masyarakat Timur Tengah. Situasi ini tercatat dalam buku "Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri" karya M. Zein Hassan.

"Karena kita memang berutang budi atas apa yang Pak Ali Taher berikan, seluruh uangnya di bank diberikan untuk amunisi kemerdekaan Indonesia," kata Neno.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement