Rabu 13 Dec 2017 14:39 WIB

Konflik Israel-Palestina, ICMI Sesalkan Sikap Arab Saudi

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Nur Aini
Ketua Umum ICMI Prof Jimly Asshiddiqie saat memberikan keterangan pers terkait Silknas ICMI.
Foto: Mg02
Ketua Umum ICMI Prof Jimly Asshiddiqie saat memberikan keterangan pers terkait Silknas ICMI.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) menyesalkan sikap Pemerintah Arab Saudi yang membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Menurut Ketua Umum ICMI, Jimly Asshidiqie, sikap Arab Saudi yang tengah berkonflik dengan Iran tersebut tanpa mempertimbangkan konflik yang tengah dialami Palestina dan tak kunjungan selesai.

"Kami juga menyesalkan sikap Saudi Arabia. Hanya karena ingin menampilkan permusuhan dengan Iran, antisyiah, secara sepihak mereka membuka hubungan diplomatik dengan Israel tanpa melihat roadmap penyelesaian masalah yang terbengkalai Palestina yang tidak selesai-selesai, "kata Jimly di kantor ICMI, Jakarta, Rabu (13/12).

Kondisi hubungan negara di Timur Tengah inilah yang dinilai dimanfaatkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Menurut Jimly, hubungan Arab Saudi dengan Israel tersebut juga turut memperlemah posisi dunia Islam.

"Jadi kita tidak hanya mengecam Amerika Serikat, tapisikap Saudi Arabia itu juga harus kita kritik. Jadi dunia Islam jangan terpecah belah, " kata Jimly.

Jimly menegaskan, ICMI mengecam keras dan mengutup keputusan Amerika yang mengakui secara sepihak Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Keputusan AS itu, kata dia, membuktikan Amerika gagal dalam menciptakan perdamaian dan menyelesaikan konflik Palestina-Israel.

"Kita mengecam keras, kita mengutuk dan itumembuktikan bahwa AS gagal menempatkan diri sebagai negara yang memberi harapan untuk solusi. Sayang sekali mereka tidak tampil dengan solusi," ujar dia.

Menurut dia, masalah Palestina ini bukan hanya merupakan masalah umat Islam, namun masalah kemanusiaan. Untuk menyelesaikan konflik di Palestina dan Israel, kata Jimly, maka seluruh umat baik masyarakat Kristiani, Yahudi, dan Muslim harus bersatu dan hidup rukun.

"Ini sama-sama keturunan Nabi Ibrahim. Hanya bisaselesai masalah Palestina kalau tiga ini rukun," kata Jimly.

Ia juga menilai, pentingnya negara-negara Barat untukmenggandeng dunia Islam menghadapi persaingan dan peradaban sekarang ini. "Jangan memusuhi dunia Islam seperti sekarang," tutup dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement