Sabtu 16 Dec 2017 00:12 WIB

Pasukan Israel Lukai 40 Warga Palestina dalam Unjuk Rasa

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Budi Raharjo
Unjuk rasa menentang putusan Amerika mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel di Peshawar, Paskistan, Jumat (8/12).
Foto: Fayaz Aziz/Reuters
Unjuk rasa menentang putusan Amerika mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel di Peshawar, Paskistan, Jumat (8/12).

REPUBLIKA.CO.ID,YERUSALEM -- Pasukan Israel menembak dan melukai lebih dari 40 warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki dalam unjuk rasa, Jumat (15/12). Unjuk rasa yang dilakukan untuk melawan pengakuan Presiden AS Donald Trump terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel ini telah memasuki minggu kedua

Di Ramallah, polisi Israel dilaporkan telah menembak seorang pria setelah pria itu menusuk dan melukai salah satu anggota polisi. Para fotografer Reuters melihat pria tersebut memegang pisau kecil dan memakai sabuk bom. Petugas medis mengatakan, tiga orang ditangkap dan terluka di Tepi Barat, sementara 38 lainnya dilaporkan terluka di perbatasan Jalur Gaza.

Militer Israel mengatakan sekitar 2.500 warga Palestina ambil bagian dalam unjuk rasa di Tepi Barat. Mereka membakar ban dan melemparkan bom api serta batu ke arah polisi dan tentara Israel. Pemandangan serupa terjadi di sepanjang perbatasan Israel dan Jalur Gaza, dengan sekitar 3.500 warga Palestina ikut berpartisipasi.

Pengakuan Trump membalikkan kebijakan AS yang telah diberlakukan selama beberapa dekade terakhir, yang menyatakan status Yerusalem harus diputuskan dalam negoisasi antara Israel dan Palestina. Hal ini menimbulkan kemarahan di dunia Arab dan negara-negara Muslim lainnya, serta memicu keprihatinan dari sekutu-sekutu Washington di Eropa.

Israel merebut Yerusalem Timur dari pasukan Arab dalam Perang Timur Tengah pada 1967 dan kemudian mencaploknya dalam aksi yang tidak diakui dunia internasional. Warga Palestina berharap Yerusalem dapat menjadi ibu kota negara mereka yang merdeka di masa depan.

sumber : reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement