Sabtu 16 Dec 2017 14:59 WIB

Gugur di Tangan Israel, Ini Kata Terakhir Warga Palestina

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Endro Yuwanto
Aparat polisi Israel mengusir warga Palestina di 'Gerbang Damaskus' Kompleks Al Aqsa di Kota Tua Yerusalem, Palestina, Jumat (8/12)
Foto: Ariel Schalit/AP
Aparat polisi Israel mengusir warga Palestina di 'Gerbang Damaskus' Kompleks Al Aqsa di Kota Tua Yerusalem, Palestina, Jumat (8/12)

REPUBLIKA.CO.ID,  GAZA -- Dua pemuda Palestina tewas akibat tembakan yang dilepaskan tentara Israel pada Jumat (15/12) di dekat perbatasan timur Jalur Gaza. Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Asharaf al-Qudra mengatakan, salah seorang dari mereka bernama Abraham Abu Sureyya (29 tahun).

Abu Sureyya kehilangan kedua kakinya dalam sebuah serangan udara pada 2008 silam di Gaza. Namun, ia masih semangat mengikuti demonstrasi untuk menentang pengakuan Amerika Serikat (AS) atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Keputusan Presiden AS Donald Trump untuk mengakui Yerusalem telah memicu unjuk rasa di seluruh wilayah Palestina. Selama demonstrasi ini, Israel terus menembakkan peluru plastik dan menyemprotkan gas air mata.

Dalam sebuah video yang diungkap oleh demonstran lain yang hadir dalam aksi tersebut, Abu Sureyya mengatakan, ia tidak akan menyerahkan tanah airnya, Palestina.

"Saya datang untuk memberikan pesan kepada tentara Israel, ini adalah tanah kami, tanah ini adalah tanah kami, kami tidak akan memberikannya atas keputusan Trump dan kami akan melanjutkan demonstrasi kami di sini. Kami menantang tentara Israel, orang-orang Palestina adalah orang-orang yang berani," kata Abu Sureyya dikutip Anadolu. "Tanah ini tanah kami, kami tidak akan menyerah."

Kata-kata ini merupakan kata-kata terakhir Abu Sureyya pada Jumat (15/12), sebelum ia tewas di tangan tentara Israel.

Pada 6 Desember 2017 lalu, Trump mengumumkan keputusannya untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Ia juga merencanakan untuk memindahkan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke kota suci tersebut.

Namun pada Rabu (13/12), puluhan negara Muslim yang berkumpul dalam KTT Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Istanbul, Turki mengumumkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina.

Yerusalem masih menjadi jantung konflik antara Israel dan Palestina. Orang-orang Palestina berharap Yerusalem Timur yang sekarang diduduki oleh Israel pada akhirnya dapat berfungsi sebagai ibu kota negara Palestina yang merdeka di masa depan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement