Sabtu 16 Dec 2017 18:08 WIB

Isu Yerusalem Memanas, Paus akan Temui Raja Abdullah II

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Raja Yordania Abdullah II.
Foto: Reuters/Jonathan Ernst
Raja Yordania Abdullah II.

REPUBLIKA.CO.ID, VATIKAN -- Paus Francis akan bertemu dengan Raja Yordania Abdullah II di Vatikan pekan depan. Pada Jumat (15/12), Vatikan mengumumkan, Paus Francis dan Raja Abdullah, penjaga situs suci Muslim di Kota Tua Yerusalem, kemungkinan akan membahas situasi terkini di Palestina.

Pertemuan mereka diumumkan saat orang-orang Palestina terus terlibat bentrok dengan pasukan Israel di sejumlah wilayah di Palestina. Hal ini disebabkan oleh pengakuan Presiden AS Donald Trump terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Demonstrasi dan kekerasan meletus di Palestina selama dua pekan berturut-turut setelah selesai shalat Jumat. Beberapa orang Palestina tewas ditembak dan ratusan lainnya terluka oleh pasukan Israel dalam bentrokan di sepanjang perbatasan Gaza-Israel.

Pada Ahad (10/12), Paus Francis telah meminta AS untuk menghormati status quo Yerusalem dan memperingatkan potensi munculnya aksi kekerasan baru. Sementara Raja Abdullah II telah mengecam pengumuman Trump sebagai pelanggaran terhadap hak-hak internasional.

Yerusalem, yang berisi situs-situs yang dianggap suci oleh umat Islam, Kristen dan Yahudi, sangat penting bagi Israel dan Palestina. Pengakuan AS terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel, dan rencananya untuk memindahkan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke sana, secara efektif mengabaikan klaim Palestina atas kota tersebut.

Seperti dilansir Arab News, kedaulatan Israel atas Yerusalem tidak pernah diakui secara internasional, dan semua negara mempertahankan Kedutaan Besar mereka di Tel Aviv. Yerusalem Timur dicaplok oleh Israel setelah perang, namun sebelum pengumuman Trump, kota itu tidak diakui secara internasional sebagai bagian dari Israel.

PBB telah lama mempertahankan, satu-satunya cara untuk mencapai perdamaian adalah dengan solusi dua negara, yaitu Israel dan Palestina, dengan Yerusalem sebagai ibu kota kedua negara dan perbatasan kembali ke status mereka sebelum Perang Arab-Israel 1967.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement