Senin 18 Dec 2017 16:27 WIB

Turki tak akan Biarkan Palestina Menghilang

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Teguh Firmansyah
Binali Yildirim
Foto: EPA
Binali Yildirim

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Perdana Menteri Turki Binali Yildirim menegaskan, Turki tak akan membiarkan Palestina menghilang dari kawasan negaranya sendiri. Pernyataan itu dilontarkan menyusul penetapan sepihak Amerika Serikat (AS) terkait Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

"Kawasan Yerusalem timur yang saat ini dicaplok Israel merupakan Ibu Kota Palestina dan kami tidak akan pernah membiarkan warga Palestina yang ditindas itu pergi dari negara mereka," tegas Binali Yildirim seperti diwartakan Anadolu, Senin (18/12).

Terkait hal itu, Yildirim meminta dunia untuk bersama-sama mendukung Palestina menghadapi pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang terus dilakukan Israel. Dia mengatakan, Yerusalem merupakan pusat dari tiga agama.

Dia menegaskan, status kota tersebut seharusnya diputuskan berdasarkan konsensus bersama bukan pengakuan sepihak seperti yang dilakukan AS. Turki, kata dia, akan selalu memberikan dukungannya untuk Palestina.

Komentar Yildirim dikeluarkan sehari setelah pertemuan Kerja Sama Negara Islam (OKI). Dalam pertemuan itu, sebanyak 57 negara sepakat mengakui Yerusalem Timur sebagai Ibu Kota Palestina.

Deklarasi tersebut dilakukan menyusul keputusan Presiden Donald Trump pada 6 Desember kemarin yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. AS juga akan memindahkan Kedutaan besar mereka ke kota tersebut.

Pengakuan AS itu lantas mendapat kecaman dari berbgai belahan dunia. Aksi massa juga terus digelar oleh masyarakat internasional ynag menentang keputusan sepihak tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement