Rabu 27 Dec 2017 09:52 WIB

Warga Lebanon Tuntut Pembebasan Remaja Palestina

Rep: Marniati, Silvy Dian Setiawan/ Red: Reiny Dwinanda
Petugas keamanan menangkap remaja Palestina.
Foto: Reuters
Petugas keamanan menangkap remaja Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Puluhan orang Lebanon menggelar demonstrasi di luar kantor Komite Palang Merah Internasional Beirut (ICRC) untuk menuntut pembebasan seorang remaja Palestina yang ditahan pekan lalu oleh pemerintah Israel.

Dilansir Anadolu, Rabu (27/12), pasukan Israel menahan remaja berusia 17 tahun Ahed al-Tamimi dalam serangan yang dilakukan di desa Nabi Saleh, Tepi Barat.

Kepala Pusat Rehabilitasi untuk Korban Penyiksaan yang bermarkas di Beirut, Mohamed Safa mengatakan, pihak berwenang Israel telah menahan 350 orang Palestina, termasuk 48 anak di bawah umur sejak Presiden AS Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel awal bulan ini.

Menurut Safa, penangkapan dan juga pelecehan anak-anak di bawah usia 18 tahun tidak hanya melanggar hak anak, tapi sama saja dengan kejahatan terhadap kemanusiaan.

"Israel melakukan sebuah kebijakan hukuman kolektif terhadap rakyat Palestina," katanya.

Dia mendesak ICRC untuk mengutuk kebijakan Israel yang menahan anak di bawah umur dan menuntut pembebasan semua anak Palestina yang ditahan, termasuk Ahed al-Tamimi.

Pada 6 Desember, Presiden AS Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Keputusan AS ini memicu demonstrasi dan bentrokan di seluruh wilayah Palestina.

Tiga pekan sejak pengumuman Trump, setidaknya 15 warga Palestina tewas dan ribuan lainnya cedera dalam bentrokan dengan pasukan keamanan Israel di Tepi Barat, Yerusalem Timur dan Jalur Gaza.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement