Selasa 12 Dec 2017 08:44 WIB

Didampingi Netanyahu, UE Tolak Klaim Trump atas Yerusalem

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Esthi Maharani
Unjuk rasa menentang putusan Amerika mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel
Foto: Yahya Arhab/EPA-EFE
Unjuk rasa menentang putusan Amerika mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Uni Eropa (UE) menegaskan sikapnya yang berseberangan dengan Amerika Serikat (AS) dalam persoalan status Yerusalem. The Globe and Mail, Selasa (12/12), melaporkan, penegasan itu disampaikan Komisioner Tinggi UE, Federica Mogherini, kepada awak media. Dalam jumpa pers itu, dia didampingi Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

Seperti diketahui, Netanyahu melakukan lawatan tak resmi ke pusat Uni Eropa, Brussels. Salah satu agendanya adalah mengajak negara-negara sekutu untuk membenarkan klaim AS. Kedatangan Netanyahu ke parlemen UE mendapatkan sambutan cukup hangat. Dia sempat mengadakan pertemuan tertutup dengan sejumlah menteri luar negeri UE.

Terpisah, diplomat Swedia yang juga utusan khusus UE untuk isu perempuan, Margot Wallstrom, mengungkapkan sedikit isi pertemuan itu. Menurutnya, tidak ada satu pun perwakilan negara UE yang mau memindahkan kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke Yerusalem.

"Saya tidak yakin ada negara anggota UE yang mau melakukannya (memindahkan kedubes negaranya untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem)," ujar Margot Wallstrom kepada awak media setempat.

Pada Rabu lalu, Presiden AS Donald Trump bersikukuh mengakui secara resmi Yerusalem sebagai ibu kota Israel, meskipun pelbagai kecaman datang dari masyarakat internasional. Menurut Mogherini, klaim sepihak AS dan Israel itu hanya menghambat upaya perdamaian di Timur Tengah.

(Baca juga: Putin: Pengakuan Trump Kacaukan Timur Tengah)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement