Sabtu 06 Jan 2018 08:04 WIB

Dukung Palestina, Indonesia Bebaskan Bea Masuk

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Esthi Maharani
 Massa memadati kawasan Monumen Nasional (Monas) saat Aksi Bela Palestina di Monas, Jakarta, Ahad (17/12).
Foto: Republika/Prayogi
Massa memadati kawasan Monumen Nasional (Monas) saat Aksi Bela Palestina di Monas, Jakarta, Ahad (17/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia berjanji untuk selalu mendukung kemerdekaan Palestina melalui pelbagai jalan yang tersedia. Demikian disampaikan wakil menteri luar negeri Abdurrahman Mohammad Fachir dalam pengajian bulanan Muhammadiyah, Jumat (5/1) malam. Salah satunya adalah jalan ekonomi.

Menurutnya, Palestina merupakan penghasil zaitun dan kurma yang cukup signifikan di Asia Barat. Untuk menguatkan pangsa pasar ekspor dari Palestina itu, sejak awal tahun ini pemerintah Indonesia membebaskan bea masuk bagi dua komoditas tersebut.

"Jadi, yang sudah disepakati, bahwa kita sejak Januari 2018 membebaskan tarif kurma dan zaitun dari Palestina," ungkap AM Fachir di kantor PP Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya No 62, Jakarta, Jumat (5/1) malam.

(Baca: Amerika Tahan Bantuan Dana untuk Palestina)

Hadir dalam acara pengajian bulanan ini antara lain, sekretaris PP Muhammadiyah Abdul Muti, wakil ketua komisi I DPR Hanafi Rais, dan wakil duta besar Palestina untuk Indonesia Taher Hamad. Dalam kesempatan yang sama, Taher Hamad mengapresiasi pemerintah dan rakyat Indonesia yang begitu bersemangat dalam mendukung perjuangan bangsa Palestina. Apalagi, lanjutnya, sejak status Yerusalem diklaim sebagai ibu kota Israel oleh rezim Presiden AS Donald Trump dan segelintir pendukungnya. Bagi Hamad, perhatian dan empati Indonesia untuk Palestina memiliki makna tersendiri.

"Saya mengucapkan terima kasih yang teramat banyak bagi rakyat dan pemerintah Indonesia. Saya begitu terharu dengannya (perhatian Indonesia untuk Palestina). Seolah-olah Palestina ini adalah provinsi Indonesia di Jawa atau Sumatra," ujar Taher Hamad yang diikuti tepuk tangan dari puluhan hadirin.

Sementara itu, Hanafi Rais menegaskan pentingnya Indonesia untuk terus mendukung Palestina. Sebab, amanat pembukaan konstitusi RI dengan jelas mengecam segala bentuk penjajahan di atas muka bumi. Sampai saat ini, Palestina merupakan satu-satunya bangsa di dunia yang masih dicengkeram penjajahan. Tidak hentinya pula, Palestina mengupayakan perlawanan terhadap Israel selaku penjajahnya.

Secara jangka panjang, Indonesia menolak penjajahan di atas dunia. Masalah Israel adalah soal penjajahan di zaman ketika semua orang (bangsa) sudah merdeka. Apalagi, demikian amanat konstitusi kita.

"Jadi, kita masih punya utang untuk berjuang mendukung kemerdekaan Palestina. Untuk memastikan, Palestina memiliki masa depan," tutur politikus PAN itu.

Bagi Hanafi Rais, rezim Amerika Serikat (AS) yang sekarang cenderung gegabah bila dibandingkan dengan presiden-presiden Negeri Paman Sam sebelumnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement