Kamis 11 Jan 2018 03:40 WIB

Orang Tua Remaja Palestina Terus Cari Keadilan

Rep: umi nur fadhilah/ Red: Esthi Maharani
Bendera Palestina
Foto: AP
Bendera Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Keluarga Nadeem Nawarah masih terus mencari keadilan atas kematian remaja berusia 17 tahun itu. Sekitar empat tahun lalu, Nadeem tewas tertembak peluru perwira Israel.

Dilansir dari Aljazirah pada Rabu (10/1) waktu setempat, sidang kematian Nadeem kembali digelar. Jaksa meminta hukuman 20-27 bulan penjara terhadap perwira Ben Deri. Pun terdakwa telah mengaku bersalah atas tuduhan kelalaian. Namun, pengadilan menunda putusan terhadap Ben Deri hingga 28 April mendatang.

"Persidangan (terdengar) seperti drama. Tentu saja tidak ada keadilan," kata awah Nadeem, Siam Nawarah.

Ia mengungkapkan kekecewaan terhadap keadilan anaknya. Sebab, peradilan terhadap Ben Deri selalu ditunda oleh hakim.

"Pengadilan selalu ditunda tanpa alasan yang sah, jika Nadeem membunuh Ben Deri, apa yang akan terjadi? Saya pikir pengadilan akan mengambil keputusan setelah dua atau tiga minggu dan memasukkannya ke dalam penjara," tutur Siam.

Ia menyimpan rapi setiap pemberitaan, baik bentuk video, artikel, posting blog, dan segmen berita TV yang memberitakan pembunuhan Nadeem. Ia menjual tiga salonnya untuk mencari keadilan atas pembunuhan terhadap anaknya. Bahkan, Siam mendirikan sebuah asosiasi yang menawarkan dukungan psikologis dan hukum kepada keluarga lain yang mengalami pengalaman serupa.

Pada 15 Mei 2014, Nadeem ditembak dan dibunuh dalam sebuah demonstrasi di dekat penjara militer Ofer di Tepi Barat, Palestina pada Hari Nakba. Hari itu seorang remaja lainnya, Mohammad Abu Daher (16) ditembak dan terbunuh di tempat yang sama satu jam kemudian.

Demonstrasi tersebut berevolusi menjadi bentrokan antara pemuda Palestina dan pasukan Israel. Namun, kamera CCTV, seperti yang dikonfirmasi oleh kesaksian saksi mata, menunjukkan kedua anak laki-laki itu hanya berjalan di tempat kejadian. Tak ada aksi lempar batu yang dilakukan kedua remaja itu.

Pihak berwenang Israel pada awalnya membantah tembakan langsung telah digunakan, meskipun ada laporan medis yang mengatakan jenis luka tersebut dinyatakan lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement