Rabu 17 Jan 2018 15:50 WIB

ACT Distribusikan 6.000 Paket Makanan di 15 RS Gaza

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Agus Yulianto
Bantuan 6.000 paket makanan ACT untuk Gaza
Foto: dok. Istimewa
Bantuan 6.000 paket makanan ACT untuk Gaza

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- ACT distribusikan 6.000 paket makanan di 15 rumah sakit di Gaza, Palestina. Paket makanan ini berisi paganan khas Indonesia. Dilansir dari siaran pers yang diterima Republika.co.id, Rabu (17/1) pembagian makanan tersebut dilakukan pekan lalu.

Kesibukan sudah dimulai sejak pagi. Dapur Umum Indonesia di Gaza kembali mengepul. Nasi putih sudah ditanak, tinggal dicampur dengan belasan bumbu rempah. Mulai dari jinten, bawang merah, cengkeh, bawang putih, kurma, juga kenari, dan beberapa bumbu lainnya. Tak lupa potongan daging kambing untuk melengkapi hidangan.

Menu makanan yang disajikan istimewa, nasi biryani dengan potongan daging ukuran besar dan salad sebagai pelengkap. Target distribusinya adalah ribuan pasien yang sedang terbaring di rumah sakit.

Menurut ACT, mereka tidak mendapat porsi makanan yang cukup dari rumah sakit. Rumah sakit di Gaza menyatakan tak sanggup lagi untuk menyediakan makanan setiap hari bagi para pasiennya.

Sudah hampir sebulan ini, Kementerian Kesehatan Palestina memang mengabarkan kondisi pelik yang dialami belasan rumah sakit di Gaza. Akibat ekonomi yang sulit, rumah sakit di seantero Gaza rata-rata tak sanggup lagi siapkan porsi makanan setiap hari.

Seorang relawan, Muhammad Najjar mengatakan, beberapa rumah sakit mulai memberikan pelayanan seperti biasa bagi para pasien setelah mendapat bantuan. "Alhamdulillah, distribusi makanan dari rumah sakit untuk pasien-pasiennya mulai normal beberapa hari terakhir," katanya.

Hidup dalam kepungan dan blokade Zionis Israel, mayoritas pasien rumah sakit adalah masyarakat miskin dan tak sanggup memenuhi kewajibannya ke rumah sakit. Rumah sakit di Gaza pun kebanyakan berjalan dengan bantuan kemanusiaan dari pihak lain di luar Gaza.

"Kurangnya obat-obatan bagi pasien, banyak layanan kesehatan juga tidak beroperasi optimal karena tidak ada listrik. Pasien juga tidak mampu membayar penuh ke rumah sakit karena ekonomi Gaza yang ambruk. Kondisi tetap pelik bisa dibilang tak ada yang membaik," kata Andi Noor Faradiba, dari Tim Global Humanity Response (GHR) ACT.

Karena alasan itu, Faradiba mengatakan, ACT memahami bahwa sebenarnya Kementerian Kesehatan Palestina pun masih berusaha menangani segala kekurangan itu secara perlahan. "Maka dari itu, Dapur Umum Indonesia di Palestina tetap mengirimkan pasokan bantuan pangan untuk belasan rumah sakit di Jalur Gaza. Distribusi makanan dari Dapur Umum Indonesia dilakukan selama akhir pekan, Jumat dan Sabtu," ujar Faradiba.

Rumah sakit yang mendapat pasokan makanan dari Dapur Indonesia itu meliputi Abu Yousef Al Najjar Hospital (Rafah), Emairate Hospital (Rafah), Al Harazeen Obstetric Hospital (Shijayya), Al Shifa Medical Complex, Al Rantessi Pediatric Hospital, Indonesian Hospital, Beit Hanoun Hospital, Al Nasir Pediatric Hospital. Juga termasuk Rumah Sakit Al Dorra Pediatric, Oncology Specialized Hospital, European Hospital, Naser Medical Complex, Shohadaa Al Aqsa Hospital, Al Yaseen Hospital, Opthalmic Specialized Hospital Psychiatric Hospital.

Selain pada pasien, makanan juga diberikan untuk staf dan relawan medis di rumah sakit. "Terima kasih Indonesia. Mohon doa, agar Dapur Indonesia di Gaza masih tetap berjalan," tulis Najjar dalam pesan singkatnya yang dikirim dari Gaza.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement