Kamis 18 Jan 2018 15:55 WIB

Sisi dan Abbas Bertemu Bahas Yerusalem

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan koleganya Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi
Foto: Reuters
Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan koleganya Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Presiden Mesir Abdul Fattah al-Sisi menerima kunjungan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Rabu (17/1). Keduanya membicarakan tentang perkembangan terkini terkait isu Palestina dan Israel.

Dalam kesempatan tersebut, Sisi kembali menegaskan, solusi dua negara adalah satu-satunya jalan untuk menyelesaikan konflik Palestina dengan Israel.

"Membangun sebuah negara Palestina melalui solusi dua negara adalah satu-satunya cara untuk mencapai stabilitas, perdamaian,kemakmuran, dan pembangunan di wilayah tersebut," kata Sisi, dikutip laman Xinhua.

Terkait hal ini, Sisi menekankan Mesir akan mendukung sebuah solusi yang adil dan komprehensif perihal konflik Israel dan Palestina.  Sisi menegaskan akan mendukung upaya pembentukan negara Palestina sesuai dengan garis perbatasan sebelum tahun 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota.

Abbas pun menyambut serta mengapresiasi dukungan yang diberikan Mesir terhadap perjuangan Palestina. Menurutnya, hal itu betul-betul sangat dihargai oleh segenap rakyat Palestina.

Baca juga, Trump Ancam Hentikan Dana Bantuan Palestina.

Upaya penyelesaian konflik antara Palestina dan Israel kian pelik setelah Amerika Serikat (AS) mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada Desember 2017. Keputusan ini segera dikritik dan diprotes oleh berbagai negara, khususnya negara-negara Arab.

Setelah pengakuan tersebut, Abbas menyatakan AS telah terdepak perannya sebagai mediator dalam penyelesaian konflik Palestina dengan Israel. Sebab AS dinilai tak lagi netral dan tak dapat diandalkan.

Namun AS tetap memaksa Palestina agar kembali kemeja perundingan yang dimediasi olehnya. Hal ini ditolak oleh Palestina. Buntutnya, pada Selasa (16/1), AS memutuskan memangkas dana bantuan sebesar 60juta dolar untuk badan PBB yang mengurus ratusan ribu pengungsi Palestina, UNRWA.  Pemotongandana bantuan ini dinilai merupakan upaya AS untuk menekan Palestina agar kembali ke meja perundingan damai dengan Israel.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement