Senin 22 Jan 2018 00:16 WIB

Raja Yordania Nasihati Wapres AS Soal Yerusalem

Yerusalem Timur tetap harus menjadi ibu kota negara Palestina masa depan.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Andri Saubani
Wapres AS, Mike Pence (kiri) bertemu dengan Raja Yordania, Abdullah di Istana Husseiniya, Amman, Ahad (21/1).
Foto: AP Photo/Raad Adayleh
Wapres AS, Mike Pence (kiri) bertemu dengan Raja Yordania, Abdullah di Istana Husseiniya, Amman, Ahad (21/1).

REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN - Raja Yordania Abdullah menasihati Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence agar membangun lagi kepercayaan dunia serta mendukung solusi dua negara di Israel saat kunjungan Pence ke Amman Yordania, Ahad (21/1). Pasalnya, Presiden AS Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota negara Israel.

Raja Abdullah yang duduk berhadapan dengan Pence mengatakan, Yordania melihat konflik Israel-Palestina sebagai potensi ketidakstabilan. Dia mengemukakan keprihatinannya bahwa keputusan mengenai Yerusalem oleh Trump bukanlah suatu hasil penyelesaian menyeluruh terhadap konflik Palestina-Israel. Dia juga menegaskan bahwa Yerusalem Timur tetap harus menjadi ibu kota negara Palestina masa depan.

"Kami berharap bahwa AS akan menjangkau dan menemukan cara yang tepat untuk melangkah maju dalam situasi yang penuh tantangan ini," katanya seperti dikutip Reuters, Ahad (21/1).

Dinasti Hashemite Raja Abdullah adalah penjaga tempat suci umat Islam di kota tersebut, membuat Amman sangat sensitif terhadap perubahan status di sana. "Bagi kami, Yerusalem adalah kunci bagi umat Islam dan Kristen, seperti juga Yahudi. Ini adalah kunci perdamaian di wilayah ini dan kunci untuk memungkinkan umat Islam untuk secara efektif melawan beberapa akar penyebab radikalisasi kita," katanya.

Karena itu, Pejabat Yordania khawatir langkah Trump dapat menghancurkan perundingan damai Arab-Israel yang juga ia turut jaga. Sementara Pence mengatakan, bahwa Amerika Serikat akan mendukung solusi dua negara untuk Israel dan Palestina jika kedua negara tersebut menyetujuinya. Pence mengatakan kepada raja bahwa AS juga berkomitmen untuk melestarikan status quo tempat-tempat suci di Yerusalem.

Dukungan Trump pada bulan Desember lalu terkait klaim Israel ke Yerusalem sebagai ibukotanya mendapat kecaman dari para pemimpin di seluruh dunia. Ini juga melanggar beberapa kebijakan AS sendiri bahwa status kota harus diputuskan dalam negosiasi antara Israel dan Palestina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement