Sabtu 24 Feb 2018 07:10 WIB

Bulan Mei, Trump Resmikan Kedubes AS di Yerusalem

Relokasi Kedubes AS dari Tel Aviv ke Yerusalem berjalan lebih cepat dari jadwal awal.

Rep: Zahrotul Oktaviani / Red: Reiny Dwinanda
Presiden AS Donald Trump.
Foto: AP
Presiden AS Donald Trump.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON DC -- Amerika Serikat mempercepat rencana relokasi kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke Yerusalem. Semula, pada Januari, Wakil Presiden AS Mike Pence mengatakan kedutaan besarnya baru akan dibuka pada 2019. Kabar terbaru dari Kementerian Luar Negeri AS menyebutkan targetnya kini menjadi Mei 2018.

Peresmian kedutaan besar (Kedubes) AS di Yerusalem akan dilakukan bertepatan dengan ulang tahun ke-70 deklarasi kemerdekaan Israel. Kementerian Luar Negeri dalam sebuah pernyataan menyebutkan langkah tersebut adalah sebuah langkah yang bersejarah. 

Keputusan AS untuk memindahkan Kedubesnya dari Tel Aviv ke Yerusalem telah memicu banyak demonstrasi solidaritas di seluruh dunia. Bagi orang Palestina, 15 Mei merupakan Hari Nakba atau malapetaka. Tanggal tersebut menandai awal penggusuran paksa secara besar-besaran terhadap warga Palestina demi memuluskan Israel mendirikan negara. 

Sehari sebelumnya, 14 Mei 1948, Israel mengumumkan kemerdekaannya. Antara tahun 1947 dan 1949, setidaknya 750.000 warga palestina dari jumlah total populasi 1,9 juta diusir agar meninggalkan rumah mereka di Palestina.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menyampaikan ucapan terima kasih kepada Presiden AS Donald Trump atas pengumuman tersebut. "Tidak ada hadiah yang lebih indah daripada pengumuman itu. Langkah yang paling tepat dan benar. Terima kasih, kawan," ujarnya dalam sebuah cuitan dilansir dari Aljazirah, Sabtu. 

Lokasi pasti kantor kedutaan AS di Yerusalem masih belum jelas. Salah seorang koresponden Aljazirah, Rosiland Jordan, menyatakan Duta Besar David Friedman dan beberapa staf hingga saat ini masih bertugas di gedung umum konsulat di lingkungan Arnona di Yerusalem. "Staf tambahan akan dipindahkan dari Tel Aviv secara bertahap, namun hingga saat ini masih ada masalah untuk menemukan lokasi yang dapat membangun kedutaan secara permanen," jelasnya.

photo
Veto Yerusalem

Mustafa Barghouti, mantan Menteri Informasi Palestina mengatakan keputusan pemindahan kedutaan besar ini menambah penghinaan terhadap luka yang sudah ada. "Ketika AS ingin memindahkan kedutaan persis di hari ulang tahun yang merupakan hari terburuk bagi orang Palestina yang berarti pembersihan etnis rakyat Palestina dan penciptaan sistem diskriminasi rasial dan apatheid maka ini adalah provokasi yang sangat serius bagi pihak Palestina," ujarnya.

Bentrokan terjadi di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki Israel pada Jumat (23/2) lalu sebagai bentuk demo melawan keputusan tersebut. Sedikitnya 20 warga tewas dalam demonstrasi itu yang terjadi sejak 6 Desember lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement