Ahad 22 Apr 2018 18:43 WIB

Israel Bantah Terlibat Pembunuhan Warga Palestina

Dua orang tak dikenal menembak mati seorang pria Palestina di Kuala Lumpur .

Rep: Marniati/ Red: Citra Listya Rini
Bendera Israel
Bendera Israel

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV  --  Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman menolak tuduhan agen mata-mata Israel Mossad telah membunuh seorang warga Palestina di Malaysia. Lieberman mengatakan kemungkinan besar korban terbunuh karena perselisihan internal Palestina. 

"Kami mendengarnya di berita. Hamas menyalahkan setiap pembunuhan terhadap Israel - kami sudah terbiasa dengan itu," kata Lieberman kepada Radio Israel seperti dikutip Reuters, Ahad (22/4).

Korban tewas yang bernama Fadi al-Batsh merupakan ahli roket. Menurut Lieberman Batsh tidak terlibat dalam peningkatan infrastruktur di Gaza. Ia mengatakan perselisihan di dalam faksi menyebabkan tewasnya Batsh. 

Dua orang tak dikenal menembak mati seorang pria Palestina di Kuala Lumpur pada Sabtu (21/4). Pemerintah Malaysia dan Palestina melaporkan para tersangka diyakini terkait dengan dinas intelijen asing.

Kepala polisi Kuala Lumpur Mazlan Lazim mengatakan dua pria dengan sepeda motor menyerang dengan 10 tembakan ke arah korban. Pria berusia 35 tahun tersebut langsung tewas di tempat

"Investigasi awal menemukan empat luka tembak di tubuh korban. Dua peluru ditemukan di lokasi kejadian," kata Mazlan dalam sebuah pernyataan.

Mazlan menolak berkomentar terkait adanya laporan bahwa korban anggota dari kelompok Hamas atau telah menjadi sasaran para pembunuh bayaran. "Masih terlalu dini untuk menyimpulkan, kami masih menyelidiki semua aspek,” kata dia.

Duta besar Palestina untuk Malaysia Anwar Al Agha mengatakan korban bernama Fadi al-Batsh. Ia merupakan seorang dosen teknik. Para saksi di tempat kejadian mengatakan kedua tersangka memiliki ciri-ciri Eropa.

Kantor berita negara Bernama melaporkan wakil Perdana Menteri Malaysia Ahmad Zahid Hamidi mengatakan para tersangka diyakini merupakan orang Eropa yang memiliki hubungan dengan agen intelijen asing.

Menurut dia, korban memiliki hubungan dengan intelijen asing dan aktif di organisasi non-pemerintah pro-Palestina. Korban merupakan ahli dalam teknik elektro dan pembangunan roket.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement