Kamis 26 Apr 2018 20:02 WIB

Badan Pengungsi Palestina Alami Krisis Pendanaan

Tahun ini UNRWA membutuhkan dana 465 juta dolar AS untuk program kemanusiaan

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
UNRWA
Foto: www.prc.org.uk
UNRWA

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) tengah mengalami krisis pendanaan terbesar. Hal ini terjadi setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memutuskan untuk memangkas dana bantuan bagi UNRWA.

AS diketahui hanya menyiapkan dana sebesar 60 juta dolar AS untuk UNRWA pada 2018. Jumlah ini berkurang drastis dari sumbangan AS tahun lalu yang mencapai 360 juta dolar AS. Pemangkasan ini tak pelak menyebabkan UNRWA mengalami krisis pendanaan.

"Ini adalah krisis pendanaan terbesar kami," ujar Kepala UNRWA Pierre Krahenbuhl, dikutip laman Al Araby pada Rabu (25/4).

Ia mengatakan dana bantuan dari AS sebenarnya sangat dibutuhkan oleh warga Palestina, khsususnya mereka yang tinggal di Gaza. "Kalian sudah memiliki komunitas yang sangat, sangat rapuh di Gaza," ungkapnya.

Bantuan makanan darurat untuk 1 juta warga Palestina di Gaza diperkirakan akan habis pada Juni mendatang. "Jadi, jika Anda tiba-tiba tidak memiliki kepastian tentang jumlah bantuan makanan yang berasal dari PBB untuk 1 juta orang, Anda dapat bayangkan jenis efek yang akan terjadi," kata Krahenbuhl.

Negara-negara Teluk, Kanada dan Norwegia, telah menyiapkan dana sebesar 200 juta dolar AS untuk UNRWA. Sedangkan UNRWA membutuhkan dana sebesar 465 juta dolar untuk program kemanusiaan tahun 2018. Artinya mereka masih membutuhkan suntikan dana sebesar 200 juta dolar AS.

Menurut Krahenbuhl, kekurangan dalam pendanaan tidak hanya mengancam bantuan pangan bagi warga dan pengungsi Palestina, tetapi juga pendidikan anak-anak mereka. Bila pendanaan tak mencukupi, program sekolah pada Agustus dan September untuk anak-anak Palestina terancam terhenti. UNRWA memiliki sekitar 700 sekolah yang mendidik 25 ribu anak-anak Palestina.

Pemangkasan dana bantuan untuk UNRWA dilakukan AS tak lama setelah mereka mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Pengakuan itu menyebabkan Palestina menarik diri dari perundingan damai dengan Israel yang dimediasi AS. Palestina menilai AS tak lagi menjadi mediator netral karena terbukti membela kepentingan Israel.

Namun AS memaksa Palestina agar tetap berkenan berunding dengan Israel. Salah satu upaya yang ditempuh AS untuk kembali menarik Palestina ke dalam perundingan adalah dengan memangkas dana bantuan terhadap UNRWA.

UNRWA didirikan pada Desember 1949. Badan ini fokus memberikan layanan sosial, pendidikan, kesehatan, dan bantuan darurat bagi ratusan ribu pengungsi Palestina yang tersebar di Yordania, Lebanon, Suriah, Gaza, dan Tepi Barat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement