Selasa 15 May 2018 06:35 WIB

Hizbullah: Pemindahan Kedubes AS ke Yerusalem Sia-Sia

Hizbullah menyebut pihaknya akan terus menghadang Israel

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Nidia Zuraya
Sebuah tanda di jembatan yang mengarah ke kompleks Kedutaan Besar AS menjelang pembukaan resmi di Yerusalem, Ahad (13/5). Pembukaan Kedutaan Besar AS pada hari ini, Senin (14/5), di Yerusalem yang diperebutkan oleh Israel dan Palestina.
Foto: Foto AP/Ariel Schalit
Sebuah tanda di jembatan yang mengarah ke kompleks Kedutaan Besar AS menjelang pembukaan resmi di Yerusalem, Ahad (13/5). Pembukaan Kedutaan Besar AS pada hari ini, Senin (14/5), di Yerusalem yang diperebutkan oleh Israel dan Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Pemimpin Hizbullah Sheikh Naim Qassem menolak keputusan Amerika Serikat (AS) yang memindahkan kantor kedutaannya di Israel, dari kota Tel Aviv ke Yerusalem. Ia menyebut langkah tersebut sebagai langkah sepihak dan sia-sia.

Sheikh Naim Qassem dalam pidatonya yang disiarkan di televisi Hizbiz al Manar di Beirut, Senin (14/5), mengungkapkan bahwa serangan terhadap pertahanan Israel di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel pekan lalu telah menegaskan keseimbangan penghadangan antara Israel dan musuh-musuhnya.

Sementara Israel mengatakan, pihaknya menyerang hampir semua infrastruktur militer Iran di Suriah pada hari Kamis. Itu dilakukan setelah pasukan Iran menembakkan roket ke wilayah yang dikuasai Israel untuk pertama kalinya dalam pertukaran militer paling luas yang pernah ada antara dua negara bermusuhan tersebut.

Hizbullah adalah kelompok yang berbasis di Lebanon dan memiliki dukungan dari Iran.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement