Kamis 17 May 2018 10:37 WIB

Hamas Sebut 50 Anggotanya Tewas dalam Bentrokan di Gaza

Hamas bantah memprovokasi demonstrasi yang menewaskan 62 orang di Gaza.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
Dalam foto dokumentasi tanggal 14 Mei 2018 ini, petugas medis Palestina dan pengunjuk rasa mengevakuasi seorang pemuda yang terluka selama berlangsungnya protes di perbatasan Jalur Gaza dengan Israel, di sebelah timur Khan Younis, Jalur Gaza. Negara-negara Arab dengan tegas mengutuk pembunuhan lebih dari 50 warga Palestina pada Senin, 14 Mei 2018 dalam protes Gaza.
Foto: AP Photo/Adel Hana, File
Dalam foto dokumentasi tanggal 14 Mei 2018 ini, petugas medis Palestina dan pengunjuk rasa mengevakuasi seorang pemuda yang terluka selama berlangsungnya protes di perbatasan Jalur Gaza dengan Israel, di sebelah timur Khan Younis, Jalur Gaza. Negara-negara Arab dengan tegas mengutuk pembunuhan lebih dari 50 warga Palestina pada Senin, 14 Mei 2018 dalam protes Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Anggota senior biro politik Hamas Salah al-Bardaweel mengatakan 50 orang yang tewas dalam bentrokan dengan tentara Israel di perbatasan Gaza pada Senin (14/5) adalah anggota Hamas. Ia membantah rumor yang mengatakan Hamas telah mengirimkan orang lain untuk mati dalam bentrokan itu.

"Dalam putaran terakhir (demonstrasi), 62 orang tewas; 50 dari mereka berasal dari Hamas dan 12 dari penduduk. Saya beritahu Anda, ini adalah angka resmi," kata al-Bardaweel, dalam sebuah wawancara TV pada Rabu (16/5), seperti dilaporkan laman CNN.

Meski ada pernyataan dari al-Bardaweel, para pejabat Israel tetap mengatakan aksi protes di perbatasan Gaza merupakan hasil dari provokasi Hamas. "Pejabat senior Hamas membuat catatan tentang siapa yang tewas dalam kerusuhan terakhir yang diatur Hamas. 50 dari 62 korban yang tewas adalah Hamas. Ambillah kata-katanya untuk itu. Ini bukan protes damai," kata Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Jonathan Conricus.

Sementara juru bicara Hamas Abdel Latif Quanau, dalam percakapan telepon dengan CNN, tidak mengkonfirmasi atau menyangkal jumlah korban jiwa terkait dengan Hamas. "Saya tidak memiliki data jumlah tertentu tetapi semua fraksi telah berpartisipasi dalam demonstrasi, dan mereka semua menjadi sasaran," ungkap Quanau.

"Protes damai dan mencakup semua faksi politik dan militer. Brigade Qassem, Hamas, Jihad Islam, dan semua faksi, adalah bagian dari rakyat Palestina. Ketika orang-orang memutuskan untuk bergerak, semua orang dari semua faksi-faksi yang berbeda bergerak bersama-sama. Dan sama seperti perlawanan militer, kami juga mencari perlawanan damai," ujarnya.

photo
Seorang warga Palestina membawa ketapel pada peringatan 70 tahun hari Nakba (hari di mana warga Palestina diusir secara besar-besaran oleh Israel) di Ramallah, Tepi Barat Palestina, Selasa (15/5)

Ahmed Abu Artema, yang dikenal luas sebagai orang yang menyerukan gelombang demonstrasi terbaru, meragukan klaim Hamas. "Saya pribadi meragukan jumlah itu. Ini retorika, saya tidak percaya (al-Bardaweel) telah mengkonfirmasi jumlah itu; reporter hanya memancingnya dengan pertanyaan," kata Artema.

Sedikitnya 62 demonstran Palestina tewas dan ribuan lainnya terluka oleh pasukan Israel. Ribuan warga Palestina berkumpul di perbatasan timur Jalur Gaza sejak Senin (14/5) pagi untuk mengambil bagian dalam aksi protes yang ditujukan untuk memperingati Hari Nakba dan memprotes pemindahan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Sejak demonstrasi dimulai pada 30 Maret lalu, lebih dari 90 demonstran Palestina telah tewas oleh tembakan Israel, menurut Kementerian Kesehatan Palestina. Pekan lalu, pemerintah Israel mengatakan aksi protes di perbatasan yang sedang berlangsung merupakan keadaan perang, yang membuat hukum humaniter internasional tidak berlaku.

Baca: Utusan PBB Sebut Tragedi Rakyat Palestina Terjadi di Gaza

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement