Selasa 22 May 2018 16:13 WIB

Erdogan: Turki tidak akan Pernah Meninggalkan Yerusalem

Ketegangan regional saat ini menunjukkan diplomasi tak mampu lagi pecahkan krisis

Rep: Marniati/ Red: Budi Raharjo
Warga Palestina shalat Jumat di kompleks Masjid Al Aqhsa Yerusalem, Jumat (18/5). Penjajah Israel membuka akses wilayah ini bagi jamaah Shalat Jumat wanita, anak-anak, dan laki-laki berumur di atas 40 tahun.
Foto: ALAA BADARNEH/EPA EFE
Warga Palestina shalat Jumat di kompleks Masjid Al Aqhsa Yerusalem, Jumat (18/5). Penjajah Israel membuka akses wilayah ini bagi jamaah Shalat Jumat wanita, anak-anak, dan laki-laki berumur di atas 40 tahun.

REPUBLIKA.CO.ID,ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memastikan bahwa Turki tidak akan menyerah soal Yerusalem. Tangan AS telah dipenuhi dengan darah anak-anak Palestina.

"Kami bertekad untuk tidak menyerah pada hak-hak kami di Yerusalem. Kami tidak akan pernah meninggalkan Yerusalem kepada belas kasihan negara yang memakan darah, air mata selama beberapa dekade," kata Erdogan selama buka puasa dengan para duta besar di ibukota Ankara.

Dilansir Anadolu, Selasa (22/5), Erdogan mengatakan Turki akan melanjutkan perjuangannya sampai Yerusalem menjadi rumah kedamaian, ketenangan dan martabat untuk ketiga agama monoteistik.

Erdogan juga mengomentari langkah AS yang merelokasi kedutaannya ke Yerusalem. Menurutnya tangan AS telah dipenuhi dengan darah anak-anak Palestina.

"Pemerintah Amerika tidak lagi memiliki hak untuk berbicara tentang hak asasi manusia, demokrasi dan perdamaian lagi," tambahnya.

Menurut Erdogan ketegangan regional saat ini, menunjukkan bahwa diplomasi tidak mampu lagi untuk memecahkan krisis. Kantor kepresidenan mengatakan para duta besar dari semua negara, kecuali Israel, diundang untuk menghadiri buka puasa di markas Partai Keadilan dan Pembangunan.

Duta Besar Israel di Ankara Eitan Naeh meninggalkan Turki pada Rabu atas permintaan negara itu setelah kekerasan dan pembunuhan dilakukan oleh tentara Israel di sepanjang pagar Gaza-Israel. Senin lalu, setidaknya 65 orang Palestina menjadi martir oleh tembakan Israel selama protes di Gaza timur. Ribuan lainnya terluka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement