Kamis 24 May 2018 18:37 WIB

Menhan: Israel Berencana Bangun 2.500 Rumah Baru

Sebagian besar negara di dunia anggap permukiman israel tidak sah

 Pengunjuk Palestina bentrok dengan pasukan Israel dekat pemukiman yahudi Bet El, Ramallah, Palestina, Sabtu (10/10).  (REUTERS/Mohamad Torokman)
Pengunjuk Palestina bentrok dengan pasukan Israel dekat pemukiman yahudi Bet El, Ramallah, Palestina, Sabtu (10/10). (REUTERS/Mohamad Torokman)

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSSALEM -- Menteri Pertahanan Israel pada Kamis mengatakan berencana meminta persetujuan untuk pembangunan sekitar 2.500 rumah baru sebagai permukiman Yahudi di Tepi Barat, yang diduduki. Avigdor Lieberman menulis di Twitter, mengatakan bahwa dewan perencanaan daerah akan diminta merancang 1.400 rumah untuk pembangunan segera.

Permukiman adalah salah satu masalah paling panas dalam upaya memulai kembali perundingan perdamaian Israel-Palestina, yang dibekukan sejak 2014. Warga Palestina menginginkan Tepi Barat untuk negara masa depan mereka, bersama dengan Yerusalem Timur dan Jalur Gaza.

Sebagian besar negara di dunia menganggap permukiman, yang dibangun Israel di wilayah yang direbutnya dalam perang Timur Tengah pada 1967 tidak sah. Israel membantah bahwa permukimannya tidak sah dan mengatakan masa depan mereka harus ditentukan dalam pembicaraan damai dengan Palestina.

"Kami akan mempromosikan bangunan di seluruh Yudea dan Samaria, dari utara ke selatan, di komunitas kecil dan dalam skala besar," kata Lieberman, menggunakan nama Alkitab untuk Tepi Barat.

Tidak ada komentar langsung dari pejabat Palestina, yang telah lama berpendapat bahwa permukiman Israel dapat meniadakan mereka dari negara yang layak dan berdampingan. Sekitar 500 ribu warga Israel tinggal di Tepi Barat dan Yerusalem Timur, yang juga menampung lebih dari 2,6 juta warga Palestina.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement