Rabu 04 May 2016 07:08 WIB

Sejarah Hari Ini: Rabin dan Arafat Sepakati Pemerintahan Mandiri Palestina

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Ani Nursalikah
Ketua Organisasi Pembebasan Palestina Yasser Arafat dan Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin mencatat sejarah dengan berjabat tangan usai menandatangani perjanjian damai yang ditengahi Presiden AS Bill Clinton pada 13 September 1993.
Foto: Reuters/Gary Hershorn
Ketua Organisasi Pembebasan Palestina Yasser Arafat dan Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin mencatat sejarah dengan berjabat tangan usai menandatangani perjanjian damai yang ditengahi Presiden AS Bill Clinton pada 13 September 1993.

REPUBLIKA.CO.ID, Pada 4 Mei 1994, Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin dan Ketua Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Yasser Arafat mencapai kesepakatan di Kairo pada tahap pertama dari pemerintahan mandiri Palestina.

Perjanjian tersebut dibuat sesuai dengan Persetujuan Oslo, ditandatangani di Washington DC pada 13 September 1993. Ini adalah pertemuan langsung, tatap muka antara Israel dan Palestina. Kesepakatan ini mengakui hak Israel untuk eksis dan dirancang sebagai kerangka kerja untuk hubungan masa depan antara kedua belah pihak.

Perjanjian Gaza-Jericho, yang ditandatangani pada hari ini dalam sejarah, mengatur empat isu utama: pengaturan keamanan, urusan sipil, masalah hukum, dan hubungan kedua negara, termasuk penarikan mundur militer Israel yang mencapai 60 persen dari Jalur Gaza dan Kota Jericho, Tepi Barat. Wilayah itu dicaplok Israel selama Perang Enam Hari pada 1967.

Militer Israel menarik diri dari Jericho pada 13 Mei dan dari Jalur Gaza pada 18-19 Mei 1994. Otoritas polisi Palestina dan pejabat segera mengambil kendali. Selama beberapa hari pertama, terjadi serentetan serangan terhadap tentara dan warga sipil Israel.

Momentum terhadap hubungan damai antara Israel dan Palestina tersentak oleh pecahnya pemberontakan Palestina pada 2000 yang dikenal sebagai Intifada Kedua.

Selanjutnya: Margaret Thatcher Resmi Menjadi PM Perempuan Pertama Inggris

sumber : History, BBC
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement