Senin 16 Jan 2017 10:19 WIB

Sejarah Hari Ini: Hitler Diami Bungker Bawah Tanah Hingga Tewas

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
Bungker yang didiami Adolf Hitler di masa akhir hidupnya di Berlin, Jerman.
Foto: Time
Bungker yang didiami Adolf Hitler di masa akhir hidupnya di Berlin, Jerman.

REPUBLIKA.CO.ID, Pemimpin Jerman Adolf Hitler memutuskan tinggal di bungker bawah tanah pada 16 Januari 1945. Ia berada di bungker selama 105 hari hingga tewas setelah melakukan bunuh diri.

Hitler menghabiskan masa pensiun di bungker setelah ia memutuskan gtetap berada di Berlin dalam pengepungan besar terakhir Perang Dunia II. Bungker itu terletak 55 kaki di bawah kantor kanselir Jerman, yang terdiri dari 18 kamar-kamar berukuran kecil serta dilengkapi pasokan air dan listrik.

Dia sangat jarang meninggalkan bungker (hanya sekali untuk menghias satu skuadron Hitler Youth) dan menghabiskan sebagian besar waktunya menghitung apa yang tersisa dari pertahanan Jerman. Ia juga banyak menghibur rekan Nazinya, seperti Hermann Goering, Heinrich Himmler, dan Joachim von Ribbentrop.

Selama di bungker, Hitler terus ditemani oleh kekasihnya Eva Braun dan asistennya Blondi. Dilansir dari History, pada 29 April, Hitler menikahi Braun dalam bungker persembunyian mereka.

Eva Braun bertemu Hitler saat bekerja sebagai asisten fotografer resmi Hitler. Braun menghabiskan waktu bersama Hitler saat Hitler berada di luar tugas, dengan bermain ski dan berenang.

Braun tidak memiliki pengaruh yang jelas terhadap karier politik Hitler, tapi ia memberikan kasih sayang dalam kehidupan sang diktator. Begitu setianya Braun, dia menolak meninggalkan Hitler di dalam bungker.

Hanya beberapa jam setelah bersatu dalam pernikahan, Hitler dan Braun melakukan bunuh diri. Mereka sempat didesak untuk melarikan diri ke Berchtesgarden, sebuah kota kecil di pegunungan Alpen Bavaria, lokasi rumah Hitler.

Keduanya menelan kapsul racun sianida. Untuk memastikan kematiannya, Hitler kemudian menembak dirinya sendiri dengan pistol.

Selanjutnya: Dimulainya Perang Teluk Persia pada 1991

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement