Rabu 05 Jul 2017 09:39 WIB

Sejarah Hari Ini: Dolly Si Domba Ajaib Lahir, Kloning Mamalia Pertama

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
Domba Dolly generasi pertama
Foto: AP
Domba Dolly generasi pertama

REPUBLIKA.CO.ID, Pada 5 Juli 1996, Dolly si domba ajaib lahir di Roslin Institute di Skotlandia. Ia merupakan mamalia pertama di dunia yang dilahirkan dengan menggunakan sistem kloning dari sel dewasa.

Pada awalnya, domba kecil itu hanya diberi kode 6LL3. Namun, ia kemudian secara resmi diberi nama Dolly, yang terinspirasi dari penyanyi dan aktris Dolly Parton. Nama tersebut diberikan oleh salah satu peternak yang membantu kelahiran Dolly, setelah mengetahui hewan tersebut dikloning dari sebuah sel.

Dilansir dari History, sel Dolly diambil dari seekor domba berumur enam tahun. Sel itu dibiakkan di laboratorium dengan metode yang sama dengan metode perawatan kesuburan manusia pada 1970-an, dengan menggunakan jarum mikroskopis.

Setelah menghasilkan sejumlah telur normal, para ilmuwan menanamkan telur-telur itu di induk domba betina pengganti. Lalu, 148 hari kemudian, salah satu induk berhasil melahirkan Dolly.

Kelahiran Dolly diumumkan secara terbuka pada Februari 1997 yang diwarnai kontroversi. Di satu sisi, para pendukung berpendapat teknologi kloning dapat memberikan kemajuan penting dalam pengobatan.

Produksi hewan hasil rekayasa genetika dapat digunakan dalam pengembangan perawatan untuk penyakit saraf degeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson atau disebut kloning "terapeutik." Beberapa ilmuwan juga melihat proses ini dapat digunakan untuk melestarikan spesies yang terancam punah.

Namun di sisi lain, para pengkritik menganggap teknologi kloning ini bukan teknologi yang aman. Proses ini juga dinilai tidak etis, terlebih jika diterapkan pada manusia.

Selama hidup singkatnya, Dolly dikawinkan dengan seekor domba jantan bernama David dan akhirnya melahirkan empat ekor anak domba. Pada Januari 2002, ia ditemukan menderita radang sendi di kaki belakangnya, sebuah diagnosis yang menimbulkan pertanyaan tentang kelainan genetik yang mungkin disebabkan oleh proses kloning.

Setelah didiagnosis menderita penyakit paru-paru progresif, Dolly mati pada 14 Februari 2003 di usia enam tahun. Kematiannya menimbulkan lebih banyak pertanyaan tentang keamanan kloning, baik bagi hewan maupun manusia.

Ian Wilmut, ilmuwan utama di tim yang memproduksi Dolly, telah berbicara secara terbuka untuk menentang kloning manusia. Saat ini Dolly, sebagai domba yang bersejarah, telah dipajang di Museum Nasional Skotlandia di Edinburgh.

Selanjutnya: WHO Umumkan Akhir Wabah SARS di Dunia

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement