Kamis 20 Jul 2017 13:39 WIB

Sejarah Hari Ini: Turki Invasi Siprus

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
Pos penjagaan Turki di perbatasan Siprus Utara.
Foto: Petros Karadjias/AP Photo
Pos penjagaan Turki di perbatasan Siprus Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, Ribuan tentara Turki menginvasi Siprus utara pada 20 Juli 1974, setelah perundingan di Athena, ibukota Yunani, gagal mencapai sebuah kesepakatan. Ketegangan semakin meningkat di pulau Mediterania itu sejak kudeta militer menggulingkan Presiden Archbishop Makarios, seorang Siprus Yunani.

Sebuah armada Turki yang terdiri dari 33 kapal, termasuk kapal pengangkut pasukan dan 30 tank, mendarat di pantai utara Siprus. Sementara sebagian besar armada Yunani mendarat semalam sebelumnya dari pulau Salamis.

Ada laporan bentrokan antara kapal perang Yunani dan Turki di dekat Paphos, sebuah pelabuhan di barat daya Siprus. Pasukan Siprus Yunani di pulau tersebut mencoba mempertahankan pantai utara, di sekitar Kyrenia.

Kota Nicosia menjadi tempat pertempuran paling sengit. Pasukan dan tank Turki telah berjuang untuk mengendalikan bandara, namun mereka menghadapi perlawanan sengit dari pasukan Yunani.

Toko dan kantor di ibukota Yunani telah ditinggalkan karena adanya rumor penyebaran invasi. Di beberapa bagian kota terjadi kemacetan lalu lintas saat warga mencoba melarikan diri ke tempat yang aman di pedesaan. Lebih dari 4.500 warga Inggris dan warga negara asing lainnya telah dipindahkan ke pangkalan militer.

Menteri Luar Negeri AS, Henry Kissinger, menerima penghargaan karena membujuk kedua belah pihak untuk menyetujui gencatan senjata pada 22 Juli. Gencatan senjata dilakukan dengan syarat negosiasi harus segera dimulai untuk masa depan pulau itu.

Para Menteri Luar Negeri Yunani, Turki, dan Inggris, mulai berbicara mengenai konstitusi baru pada 25 Juli di Jenewa, markas besar PBB. Perundingan tersebut tak berjalan lancar, sehingga pertarungan kembali pecah karena kedua belah pihak tetap berjuang untuk memperkuat posisi mereka.

Sekitar 160 ribu Siprus Yunani melarikan diri ke selatan. Sekitar 50 ribu orang Siprus Turki pindah ke utara setahun kemudian.

Perundingan untuk menyelesaikan krisis secara diplomatis gagal dilakukan. Pada Februari 1975, Turki mengumumkan pembentukan Negara Federasi Turki Siprus dan menunjuk Siprus Turki Rauf Denktash menjadi presiden. Delapan tahun kemudian, mereka menyatakan diri sebagai sebuah negara merdeka yang hanya diakui oleh Turki.

Dilansir dari BBC, pada 2004 sebuah referendum diadakan PBB untuk menyatukan kembali pulau tersebut. Referendum mendapat dukungan dari Turki, namun ditolak oleh orang-orang Yunani secara keseluruhan.

Selanjutnya: Neil Armstrong Berjalan di Bulan

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement