Sabtu 02 Jan 2016 08:16 WIB

70 Tahun Dilarang, Buku Hitler Segera Dicetak Ulang di Jerman

Buku Mein Kampf terbitan pertama.
Foto: Wikipedia
Buku Mein Kampf terbitan pertama.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Hak cipta Mein Kampf segera berakhir. Untuk pertamakalinya sejak 70 tahun lalu, buku yang ditulis pemimpin Nazi Adolf Hitler akan tersedia di Jerman setelah pemerintah daerah Bavaria melarang terbitnya buku tersebut dengan berlandaskan pada hak cipta. 

Dikutip dari BBC, Institut Sejarah Kontemporer Munich, di Jerman akan menerbitkan edisi baru buku ini. Versi baru buku yang artinya 'Perjuanganku' diharapkan dapat terbit di banyak negara. Sejarawan mengatakan buku ini membantu akademisi memahami apa yang terjadi di era Nazi.

Terbitnya Mein Kampf akan menunjukkan bahwa karya Hitler itu merupakan tulisan yang buruk ketimbang satu propaganda yang menggoda. Banyak kelompok Yahudi menyambut penerbitan Mein Kampf sangat penting untuk membantu menjelaskan Holocaust.

Mein Kampf pertamakali dicetak pada tahun 1925 - delapan tahun sebelum Hitler berkuasa. Setelah Nazi Jerman dikalahkan pada tahun 1945, pasukan Sekutu menyerahkan hak cipta untuk buku itu kepada Bavaria. Pihak berwenang setempat telah menolak untuk mengizinkan buku itu untuk dicetak ulang demi mencegah timbulnya kebencian.  Meskipun buku itu sudah telanjur dicetak luas selama perang dan relatif mudah tersedia.

Di bawah hukum hak cipta Eropa, hak-hak seorang penulis karya sastra atau seni berjalan selama kehidupan penulis ditambah 70 tahun setelah kematiannya. Untuk kasus Hitler dihitung saat ia tewas pada 30 April 1945, ketika ia menembak dirinya sendiri di bunker di Berlin.

Hak mereka berhenti pada hari pertama bulan Januari 70 tahun setelah kematian penulis atau Januari 2016. Penerbit pun sekarang memiliki akses gratis ke teks asli.Namun, para pejabat Jerman mengatakan mereka akan membatasi akses publik terhadap Mein Kampf karena khawatir buku ini bisa membangkitkan sentimen neo-Nazi.

(Baca:Buku Mein Kampf Bertanda Tangan Hitler).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement