Senin 29 Jan 2018 11:19 WIB

Sejarah Hari Ini: Iran-Inggris Buat Perjanjian Aliansi

Koridor Persia digunakan untuk rute pasukan Sekutu dari Barat ke Rusia.

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Budi Raharjo
Museum Istana Golestan di kota Teheran. (ilustrasi)
Foto: Republika/Maman Sudiaman
Museum Istana Golestan di kota Teheran. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Pada hari ini di tahun 1942, Inggris dan Uni Soviet mengamankan sebuah kesepakatan dengan Iran. Kerja sama ini menawarkan perlindungan bagi Iran sambil menciptakan sebuah koridor Persia yang akan digunakan untuk rute pasukan Sekutu dari Barat ke Rusia.

Pada awal perang, Iran bekerja sama dengan Jerman dengan mengekspor gandum ke kekuatan Poros sebagai ganti teknisi. Namun Sekutu memandang Iran sebagai sumber minyak yang berharga dan memiliki lokasi yang nyaman sebagai rute pengiriman bahan perang Barat ke Uni Soviet.

Pada 25 Agustus 1941, kedua kekuatan Sekutu menginvasi Iran. Soviet dari utara dan Inggris dari selatan. Dalam empat hari ekutu secara efektif mengendalikan Iran.

Perdana Menteri Winston Churchill pada saat itu lebih suka menyebut Iran sebagai Persia, sehingga tidak akan ada kebingungan antara Iran dan Irak. Pada 16 September, kepemimpinan Shah diturunkan dan anak laki-lakinya yang berusia 23 tahun, Muhammad, mengambil alhi kekuasaan dan mendorong parlemen Iran ke dalam Perjanjian Aliansi.

Perjanjian tersebut memungkinkan kebebasan Sekutu untuk memindahkan persedian melalui negara tersebut dan memberi mereka apapun yang mereka butuhkan dari Iran untuk memenangkan perang.

Shah baru ini juga bersumpah untuk tidak mengadopsi hubungan dengan negara-negara asing dengan sikap yang tidak sebebas dengan aliansi tersebut. Sebagai gantinya, Iran dijanjikan perlindungan selama perang dari invasi Poros dan sebuah jaminan bahwa Sekutu akan meninggalkan tanah Iran dalam waktu enam bulan setelah perang berakhir.

Aliansi dimulai dengan goyah: Soviet membeli sebagian besar hasil panen gandum Iran, yang menyebabkan rakyatnya kekurangan roti dan menimbulkan kerusuhan di jalanan. Pasukan sekutu menghentikan pemberontakan tersebut, dan Amerika Serikat (AS) mengirimkan gandum untuk mengompensasi kerugian tersebut.

Uni Soviet kemudian mencoba untuk mengagitasi penggulingan Shah tersebut dengan mendukung Partai Tudeh (Farsi for masses), yang diyakini oleh orang-orang Soviet akan lebih murah hati dalam konsesi minyak. Pasukan Tudeh berhasil sementara untuk mengambil alih Iran utara pada Desember 1944.

Ketika perang berakhir, Sekutu mulai meninggalkan Iran seperti yang dijanjikan kecuali Uni Soviet. Iran mengajukan keluhan ke PBB, dan tekanan diterapkan oleh AS dan Britania Raya, karena ini merupakan pelanggaran terhadap salah satu syarat dalam Perjanjian Aliansi.

Soviet akhirnya mulai menarik diri dari Iran pada April 1946. Namun saat mereka menarik diri, mereka terus mendorong pemberontakan berdarah antara pemerintah Shah dan Tudeh. Akhirnya, Tudeh dikalahkan secara meyakinkan pada Desember 1946 ketika Shah mengumumkan darurat militer.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement