Senin 02 Apr 2018 14:29 WIB

Antraks Mewabah di Rusia 39 Tahun Lalu

Wabah Antraks disebarkan pabrik senjata kimia.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Nur Aini
Bakteri antraks dilihat dari mikroskop.
Foto: daily mail
Bakteri antraks dilihat dari mikroskop.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Warga Rusia di Ekaterinburg atau yang sekarang disebut Sverdlosk diserang wabah antraks. Penyebaran bakteri mematikan itu terjadi tepat pada hari ini 1979 silam. Laporan awal keberadaan penyakit didapat berdasarkan aduan warga kepada otoritas setempat.

Masyarakat mengeluhkan telah terserang penyakit serius yang belum diketahui penyebanya. Di saat yang bersamaan mereka juga dilanda kelaparan akibat berkurangnya jumlah persediaan ternak yang mati akibat terserang bakteri tersebut.

Saat itu, pemerintah Uni Soviet yang kini berubah menjadi Rusia mengatakan jika penyakit warga disebabkan oleh daging tercemar yang telah mereka konsumsi. Pada waktu itu, Ekaterinburg memang dikenal sebagai pabrik senjata biologis pemerintah Uni Soviet.

Meski demikian, sebagian besar bagian dunia lainnya segera skeptis dengan penjelasan Uni Soviet. Kendati, mereka juga belum mengetahui penyebab pasti penyakit yang diderita masyarakat tersebut.

Meski begitu, penyebaran wabah antraks tersebut telah merenggut sedikitnya 62 nyawa warga. Sekitar 32 warga yang berhasil bertahan dari serangan bakteri juga tetap mengalami penyakit yang serius. Penyakit baru dapat ditanggulangi enam pekan setelah gejala awal terdeteksi.

Pemaparan penyakit antraks yang melanda warga Ekaterinburg baru dapat dijelaskan 13 tahun kemudian atau tepatnya pada 1992. Epidemi yang menyerang para pekerja di kota pabrik senjata itu ternyata terjadi karena mereka gagal mengganti sistem penyaring udara.

Pemerintah Uni Soviet pada saat itu memproduksi bakteri antraks yang harus segera dikeringkan untuk menghasilkan bubuk halus bahan aerosol. Sebuah sistem penyaring besar di atas pipa pembuangan adalah satu-satunya penghalang antara debu anthrax dan lingkungan luar.

Beberapa hari sebelumnya seorang teknisi melepas filter tersebut saat pabrik sedang berhenti memproduksi senjata untuk sementara. Teknisi tersebut meninggalkan pemberitahuan tertulis. Namun pekerja yang masuk dalam waktu giliran berikutnya tidak menemukan catatan tersebut dan kemudian menyalakan mesin produksi. Hal itu lantas menyebabkan kematian terhadap beberapa pekerja selama beberapa hari kemudian.

Hal itu menyebabkan pelepasan spora antraks ke udara luar. Angin lantas mengangkut spora ke area pertanian yang kemudian juga menginfeksi warga dan hewan ternak di daerah tersebut. Arah angin yang berhembus ke kota menjadi penyebab tingginya korban jiwa akibat wabah tersebut.

Antraks merupakan bakteri yang dapat masuk ke tubuh melalui beberapa metode. Penyebaran paling mudah adalah melalui udara yang dihirup oleh warga.

Penyakit tersebut mendorong produksi molekul beracun yang menghancurkan protein penting dalam sel-sel tubuh, biasanya di kelenjar getah bening. Pada 2001, spora antraks sempat digunakan sebagai senjata teror di Amerika Serikat (AS).

Bakteri jamur disebarkan ke organisasi media dan anggota Senat AS. Insiden itu menyebabkan lima orang meninggal dan 13 lainnya terinfeksi. Namun, nyawa belasan orang itu berhasil diselamatkan. Pemerintah setempat lantas segera meluncurkan investigas guna menemukan pihak yang bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement