Jumat 13 Apr 2018 08:52 WIB

Jerman Merebut Kendali Atas Helsinki

Finlandia, termasuk kota Helsinki, berada di bawah kendali Rusia sejak 1809

Rep: Marniati/ Red: Nidia Zuraya
Suasana di salah satu sudut kota Helsinki. (ilustrasi)
Foto: EPA/Kimmo Brandt
Suasana di salah satu sudut kota Helsinki. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Pasukan Jerman merebut kendali Helsingfors (Helsinki) dari Red Guard atau Garda Merah pada 13 April 1918. Garda Merah merupakan pasukan pendukung Finlandia dari Bolshevik Rusia.

Perebutan kendali ini sebagai bagian dari dukungan Jerman terhadap Finlandia dan pemerintahan parlementernya yang baru dideklarasikan. Dilansir The History, Jumat (13/4), Finlandia, di bawah kendali Rusia sejak 1809. Namun konflik pecah di Finlandia antara sosialis radikal pendukung Bolshevik di Rusia dan anti-sosialis di dalam pemerintahan.

Pada akhir Januari 1918, Garda Merah sosialis radikal meluncurkan pemberontakan, menteror dan membunuh warga sipil dalam upaya mereka untuk memicu revolusi bergaya Bolshevik. Sebuah pertempuran sengit terjadi ketika pasukan Putih (sebagai pasukan pemerintah) di bawah komando Baron Karl Gustav Mannerheim berusaha mengusir Grada Merah keluar dari Finlandia.

Pada 3 April 1918, pasukan Jerman yang dikirim oleh Kaiser Wilhelm II mendarat di Finlandia untuk membantu pasukan Putih Mannerheim. Sepuluh hari kemudian, Jerman merebut Helsinki bersama Mannerheim dan pasukannya sebanyak 16 riby orang; mereka melakukan hal yang sama di Viborg pada akhir bulan. Kemenangan besar oleh Jerman dan Finlandia Putih di Lahti pada 7 Mei mengakhiri perang sipil Finlandia.

Hubungan dekat Jerman dengan pemerintah Finlandia yang baru dibentuk mencapai tingkat baru pada Oktober 1918. Ini terjadi ketika pasukan konservatif di Finlandia memutuskan untuk mendirikan pemerintahan monarki di negara itu. Mereka memberikan tahta kepada Frederick, seorang pangeran Jerman.

Pada saat Blok Sentral mengajukan banding untuk gencatan senjata satu bulan kemudian, Kaiser Wilhelm telah turun tahta. Mereka meyakini bahwa Sekutu yang menang tidak akan mendukung keberadaan pangeran Jerman di tahta Finlandia.

Frederick turun tahta pada 14 Desember. Perjanjian Versailles, yang ditandatangani pada Juni 1919, mengakui kemerdekaan Finlandia. Dan pada Juli parlemen Finlandia mengadopsi konstitusi republikan baru, dan Kaarlo J Stahlberg, seorang liberal, terpilih sebagai presiden pertama negara itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement