Kamis 17 May 2018 07:04 WIB

Jasad Charlie Chaplin Ditemukan Setelah 11 Minggu Dicuri

Pencuri jasad Chaplin minta tebusan tapi tak dipenuhi.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
Charlie Chaplin
Foto: biography
Charlie Chaplin

REPUBLIKA.CO.ID,  CORSIER -- Pada 17 Mei 1978, peti mati berisi jasad aktor komedi Charlie Chaplin berhasil ditemukan setelah dicuri selama 11 minggu. Kuburan Chaplin yang terletak sekitar satu mil dari rumahnya sendiri di Corsier, dekat Lausanne, Swiss, telah digali dan dirampok oleh beberapa pria tak dikenal.

Komedian legendaris itu meninggal dunia tepat di Hari Natal 1977, di usia 88 tahun. Ia dikuburkan dua hari kemudian di sebuah desa perbukitan di atas Danau Jenewa.

Setelah pencurian terjadi, keluarga Chaplin menerima tuntutan tebusan sebesar 400 ribu poundsterling jika ingin mendapatkan kembali tubuh aktor itu. Polisi terus melakukan pelacakan dengan mengawasi 200 telepon umum dan menyadap telepon rumah keluarga Chaplin.

Janda Chaplin yang berusia 51 tahun, Lady Oona Chaplin, menolak untuk membayar tebusan tersebut. "Charlie akan mengira ini konyol," kata Lady Chaplin, seperti dikutip BBC.

Keluarga tetap diam menghadapi tuntutan tebusan dan berbagai rumor yang beredar tentang peti mati Chaplin yang hilang. Sebuah rumor mengatakan, kuburan Chaplin digali karena ia adalah seorang Yahudi yang dimakamkan di pemakaman Kristen.

Lady Chaplin yang merupakan putri sastrawan Eugene O'Neill, telah mewarisi kekayaan sekitar 12 juta poundsterling setelah kematian suaminya. Pasangan itu tinggal di Lausanne sejak 1952, bersama dengan delapan anak mereka.

Setelah berminggu-minggu penyelidikan, polisi berhasil menangkap pelaku dan menemukan jasad Chaplin. Pelaku adalah dua pria bernama Roman Wardas (24 tahun) asal Polandia dan Gantscho Ganev (38) asal Bulgaria.

"Keluarga sangat senang dan lega bahwa cobaan ini berakhir," kata seorang juru bicara keluarga Chaplin.

Inspektur Gabriel Cettou, kepala polisi Jenewa, mengatakan kedua orang itu akan didakwa dengan tuduhan melakukan pemerasan dan mengganggu ketenangan orang mati. Mereka divonis pada Desember 1978 karena mencuri peti mati dan mencoba memeras keluarga Chaplin.

Wardas dijatuhi hukuman empat tahun kerja paksa. Ia mengaku nekat mencuri jasad Chaplin karena terinspirasi oleh sebuah artikel tentang kasus serupa di surat kabar Italia dan ia percaya bahwa pencurian itu adalah jawaban atas kesulitan keuangannya.

Sementara Ganev dijatuhi hukuman penjara selama 18 bulan. Peti mati Chaplin kemudian dimakamkan kembali di kuburan beton anti-pencurian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement