Senin 11 Jun 2012 10:25 WIB

Perdana Menteri Irak Gagal Digulingkan

Nuri al Maliki
Foto: Reuters
Nuri al Maliki

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Presiden Irak Jalal Talabani mengatakan, kelompok-kelompok saingan kekurangan suara untuk menggulingkan Perdana Menteri Nuri al-Maliki. Partai-partai politik berusaha menarik dukungan mereka bagi pemerintah persatuan nasional Maliki.

Beberapa waktu ini, krisis politik memburuk sejak Desember tahun lalu. Sejumlah kelompok pesaing menuding PM Irak itu  memonopoli pembuatan kebijakan.

"Karena kurangnya (dukungan), maka surat Yang Mulia Presiden Republik, meski teksnya telah disiapkan, tidak diserahkan ke parlemen," kata kantor Talabani dalam sebuah pernyataan, akhir pekan lalu, seperti dilansir AFP dan dipantau Antara, Senin (11/6).

Pernyataan itu mengatakan, lebih dari 160 anggota parlemen sebelumnya mendukung mosi untuk mendongkel Maliki dan pemerintahnya. Mereka mencakup anggota-anggota blok sekular Iraqiya yang didukung Sunni, kelompok utama Kurdi, dan gerakan yang setia pada ulama berpengaruh Syiah Moqtada al-Sadr. Ketiga kekuatan itu adalah anggota pemerintah persatuan nasional Maliki.

Sedikitnya 163 suara diperlukan untuk meloloskan mosi tidak percaya pada Maliki, sesuai dengan Pasal 61 Konstitusi Irak. Mosi tidak percaya bisa diajukan baik oleh presiden maupun seperlima dari 325 orang anggota parlemen.

Talabani itu menambahkan, "Belakangan, 11 dari para anggota parlemen yang menandatangani memberi tahu kantor presiden mengenai penarikan tanda tangan mereka, sementara dua orang lain meminta penangguhan tanda tangan mereka." Pernyataan itu tidak menyebutkan anggota-anggota parlemen yang dimaksud atau dari blok mana mereka.

Irak dilanda kekerasan yang menewaskan ratusan orang dan kemelut politik sejak pasukan AS menyelesaikan penarikan dari negara itu pada 18 Desember 2011, meninggalkan tanggung jawab keamanan kepada pasukan Irak. Selain bermasalah dengan Kurdi, pemerintah Irak juga berselisih dengan kelompok Sunni.

Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki (Syiah) sejak Desember mengupayakan penangkapan Wakil Presiden Tareq al-Hashemi atas tuduhan terorisme dan berusaha memecat Deputi Perdana Menteri Saleh al-Mutlak. Keduanya adalah pemimpin Sunni.

Para ulama Sunni memperingatkan bahwa Maliki sedang mendorong perpecahan sektarian, dan pemrotes memadati jalan-jalan Irak dengan membawa spanduk yang mendukung Hashemi dan mengecam pemerintah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement