Jumat 21 Sep 2012 19:38 WIB

Kembali Peringatkan AS & Israel, Iran Gelar Parade Militer

Parade militer Iran
Foto: Vahid Salemi/AP
Parade militer Iran

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN--Iran tak pernah berhenti memperingatkan Israel dan Amerika Serikat agar tidak sembrono dengan melakukan  agresi. Peringatan tersebut disampaikan bersamaan dengan parade militer Iran, Jumat (21/9) yang disaksikan Presiden Mahmoud Ahmadinejad dan para pejabat penting lain.

Parade di Teheran itu melibatkan ribuan personel militer, puluhan tank dan rudal yang dibawa truk-truk, untuk memperingati ulang tahun awal perang Iran-Irak tahun 1980-1988.

Ahmadnejad, dalam pidatonya yang disiarkan televisi pemerintah, mengatakan Iran menggunakan "semangat dan keyakinan yang sama dalam dirinya" yang ditunjukkan dalam perang itu untuk "tetap tegak dan membela hak-haknya" hari ini terhadap tekanan dari negara-negara di dunia.

Para jenderal penting di kemiliteran mengatakan unjuk militer itu perlu agar Israel memahami kekuatan Iran. Israel dalam beberapa pekan belakangan ini, dianggap terus mengancam bahwa pihaknya dapat menghantam fasilitas nuklir Iran.

"Kita tidak merasa terancam oleh penyataan kosong para pemimpin rezim itu," kata panglima angkatan bersenjata Iran Jenderal Hassan Firouzabadi kepada kantor berita FARS dan menambahkan tanggapan Iran terhadap setiap serangan akan "segera dan tidak dapat dihentikan".

"Kita melakukan satu parade militer adalah untuk penangkalan dan bukan satu ancaman." ujar komandan angkatan darat Iran, Jenderal Ataollah Selehi. Ia dan para pemimpin militer lain mengulangi kembali janji mereka bahwa Israel akan hancur jika menyerang.

Panglima divisi udara Pengawal Revolusi yang bertugas menangani pertahanan rudal Brigjen Amir Ali Hahjizadeh mengulangi janji Iran untuk menutup Selat Hormuz, yang strategis, jika Republik Islam itu diserang atau dikenakan sanksi oleh negara-negara Barat sehingga akan menghambat ekspor minyak mentah.

"Jika pada satu hari Selat Hormuz tidak bermanfaat bagi kita, maka kita akan kehilangan keuntungan darinya," katanya.

Akan tetapi ia menambahkan "berdasarkan kondisi sekarang, itu tidak ada masalah".

Hahjizadeh juga mengecam pelatihan perang angkatan laut yang dilakukan Amerika Serikat dan 30 negara lain di Teluk itu sebagai "bukan ancaman terhadap kita". Iran terlibat konflik dengan Dewan Keamanan PBB menyangkut program nuklirnya yang kontroversial.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement