Kamis 27 Dec 2012 16:14 WIB

Oposisi Suriah Skeptis Ide Brahimi, Satu Lagi Jendral Membelot

Rep: Rr. Laeny Sulistyawati/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Para pemrotes menari dan meneriakkan slogan-slogan anti-Assad di Kota Aleppo, Suriah.
Foto: AP Photo/Virginie Nguyen Hoang
Para pemrotes menari dan meneriakkan slogan-slogan anti-Assad di Kota Aleppo, Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, Sementara  Kepala koalisi oposisi nasional Suriah Moaz Alkhatib dalam satu komentar pada halaman jejaring sosial Facebook, Senin (24/12) menyarankan oposisi tidak percaya ini adalah salah satu ide Brahimi.

"Pemerintah dan presiden tidak bisa tetap berkuasa, dengan atau tanpa kekuatan mereka," tulis Alkhatib, sembari mengklaim koalisi oposisi menolak ide Brahimi itu.

Alkhatib juga mengkritik pemerintahan transisi, di mana Assad menjadi presiden boneka dan kekuasaannya akan dilucuti.

Saat ini keadaan Al Assad dilaporkan semakin terdesak. Oposisi Suriah berhasil merebut sebuah kota di utara Suriah, Harem yang berada di dekat perbatasan Turki, Selasa (25/12) waktu setempat.

Kepala polisi militer Suriah, Mayor Jenderal Abdul-Aziz al-Jassem Shallal membelot dan menyatakan setia kepada oposisi. Shallal, menjadi salah satu anggota paling senior rezim Assad yang kini bergabung dengan oposisi.

"Saya  Abdelaziz Jassim al-Shalal, kepala polisi militer. Saya telah membelot karena penyimpangan tugas utama tentara untuk melindungi negara dan transformasi ke dalam geng pembunuhan dan penghancuran," kata petugas dalam video yang dipublikasikan di YouTube.

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Suriah Mohammed Ibrahim al-Shaar meninggalkan Lebanon menuju Damaskus, Suriah setelah dirawat di Beirut karena luka-luka dalam serangan bom oleh oposisi, Rabu (12/12) lalu.

Pejabat bandara internasional Rafik Hariri Beirut mengatakan, Al-Shaar meninggalkan rumah sakit dan terbang pulang ke Damaskus menggunakan jet pribadi.

Dorongan dan upaya mewujudkan perdamaian di Suriah semakin menguat, setelah konflik di Suriah mengarah ke sektarian antara oposisi yang pemeluk Islam sunni terhadap Syiah, dan sekte alawite.

Brahimi, yang bertemu dengan Assad pada hari Senin (24/12) kemarin membahas kemungkinan solusi krisis.  Brahimi menjelaskan, dia dan Assad bertukar pandangan mengenai krisis dan mendiskusikan langkah yang memungkinan ke depan.

"Situasi di Suriah masih menjadi alasan untuk khawatir. Kami berharap bahwa semua pihak bekerja untuk menemukan solusi, sebagaimana orang-orang Suriah inginkan," harap Brahimi.

Akibat konflik selama hampir dua tahun di negara ini, lebih dari 44.000 warga Suriah telah tewas. Organisasi Kesehatan Dunia PBB mengatakan, Rumah Sakit Damaskus, Suriah kini menerima 70 sampai 100 pasien per hari yang setelah ditelusuri ternyata menderita cedera luka bakar, dan luka-luka tembakan dari ledakan akibat meningkatnya kekerasan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement