Ahad 28 Apr 2013 16:55 WIB

Situs Peninggalan Islam di Sanaa Terancam

Rep: Agung Sasongko/ Red: Nidia Zuraya
Tentara Yaman turun ke jalan untuk membersihkan jalanan di ibu kota Sanaa.
Foto: alarabiya.net
Tentara Yaman turun ke jalan untuk membersihkan jalanan di ibu kota Sanaa.

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Pembangunan tanpa konsep tengah mengancam peninggalan bersejarah Islam di Kota Sanaa, Yaman. Pasalnya, seperempat Kota Sanaa merupakan Masjid, pemandian umum peninggalan Turki (hamamm) dan perkebunan.

Di masa lalu, pola pembangunan di Sanaa berorinteasi integratif. Artinya, setiap bangunan saling terkait satu dengan yang lainnya. Sebagai contoh saja, aliran masjid bekas air wudhu akan mengaliri perkebunan yang ada di sekitarnya. Hal serupa juga terjadi pada aliran air dari pemandian ala Turki.

Data Badan PBB untuk Kebudayaan (UNESCO) mencatat lebih dari 130 masjid -- beberapa diantaranya dibuat berabad-abad silam, 14 Hamamm dan lebih dari 6.000 perumahan tua pernah berdiri di kota ini.  Dari data ini, UNESCO menetapkan Sanna sebagai warisan peninggalan dunia.

Namun, memasuki era modern, pembangunan gedung pencakar langin, real estate dan lainnya telah mengancam bangunan tua di Sanaa. Selain itu, ancaman lainnya adalah kemiskinan. Mereka yang berpenghasilan rendah berbondong-bondong meninggalkan desanya guna mencari kehidupan yang lebih baik di Sanaa.

Berulang kali, UNESCO telah mengingatkan pemerintah Yaman akan hal ini. Pada Februari tahun lalu, UNESCO telah berkomitmen membantu Yaman untuk memberikan perlindungan pada situs bersejarah. Namun, bantuan itu terganggu lantaran pemberontakan yang terjadi semasa revolusi 'Arab Spring'.

"Pemerintah dan dunia internasional mulai kembali membahas masalah ini," ungkap Naji Shaleh Thawaba, Presiden Organisasi Perlindungan Peninggalan Sejarah Yaman (GOPHCY).

Karena itu, Naji meminta UNESCO untuk kembali memberikan bantuannya. Bantuan ini sangat vital bagi pelestarian situs bersejarah di ibukota negara."Kami memiliki dana sebesar 23.000 dolar  AS. Namun, dana ini sangat kurang," kata dia.

Wazir Al-Ghallab, warga Sanaa, menurutskan warga pada dasarnya siap untuk melaksanakan intruksi pemerintah. Karena, warga sulit untuk bekerja tanpa bantuan pemerintah. Agung Sasongko

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement