Kamis 13 Jun 2013 18:56 WIB

Mantan Presiden Iran Tolak Boikot Pemilu

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Dewi Mardiani
Hashemi Rafsanjani
Foto: nydailynews.com
Hashemi Rafsanjani

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Sehari menjelang pemilihan, mantan Presiden Iran, Akbar Hashemi Rafsanjani, Kamis (13/6), membujuk para pemilih dari golongan pro-reformasi untuk tidak melakukan boikot pemilu. Sebelumnya, sejumlah orang melakukan protes dan berencana melakukan boikot pemilu atas mundurnya Rafsanjani dari pemilihan Presiden Iran.

Ia muncul sebagai respon atas desakan pemilih dari kubu reformis yang memintanya untuk tidak ikut memilih dalam pemilu Jumat (14/6). Boikot ini menjadi simbol kekecewaan atas sistem pemerintahan Iran yang bertahun-tahun menekan oposisi sejak terpilihnya Presiden Mahmoud Ahmadinejad.

Ketidakpedulian sebagia besar pemilih nampaknya akan berdampak besar terhadap Hassan Rowhani, yang didukung penuh Rafsanjani dan tokoh reformis lainnya. Rowhani beserta para kandidat garis keras dan golongan konservatif nampaknya juga dibantu oleh Pemimpin Agama di Iran dalam pencalonan pemilu ini.

Beberapa koran pro-reformasi melaporkan kutipan Rafsanjani, "Kita tidak seharusnya memboikot pemilu." Dalam tulisan beberapa media cetak, Rafsanjani mengajak semua warga untuk menggunakan hak suaranya besok. Rafsanjani mengatakan, Rowhani adalah kandidat tepat untuk menjabat Presiden Iran berikutnya, walau pun Rowhani akan berhadapan dengan lawan dari golongan konservatif dalam pemilu ini.

Mantan juru bicara parlemen Iran, Gholam-Ali Haddad-Adel, juga mundur dari pencalonannya di pemilihan presiden. Padahal, Haddad-Adel terlihat dekat dengan pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khomeini. Berbeda dengan Rafsanjani, Haddad-Adel tak melimpahkan dukungannya kepada kandidat dari golongan konservatif lainnnya. Dengan mundurnya Haddad-Adel, golongan konservatif hanya tinggal memiliki empat calon dalam pemilu.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement