Ahad 30 Jun 2013 20:47 WIB

Ribuan Kartu Merah Bagi Presiden Mursi

Rep: Ichsan Emrald Alamsyah / Red: Citra Listya Rini
Pengunjuk rasa penentang presiden Mursi melembar bom molotov ke arah para pendukung Mursi.
Foto: Reuters/Amr Abdallah Dalsh
Pengunjuk rasa penentang presiden Mursi melembar bom molotov ke arah para pendukung Mursi.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Ribuan warga Mesir memenuhi Alun-Alun Tahrir, Kairo sejak Ahad (30/6) pagi. Sambil membawa spanduk, alquran dan bendera Mesir, mereka juga menunjukkan kartu merah bagi Presiden Muhammd Mursi.

Tepat satu tahun Mursi menjabat, ribuan orang anti-kepemimpinannya menciptakan gelombang kartu merah, yang berarti ia harus segera keluar dari pemerintahan. Masih di ibu kota Mesir, ribuan rakyat pro Mursi pun juga berkumpul tak jauh dari Istana Kepresidenan. 

Dua demonstrasi besar ini adalah kelanjutan dari polarisasi yang timbul sejak Muhammad Mursi menduduki jabatan sebagai presiden. Kelompok pertama terdiri dari golongan liberal, seniman, pelajar dan kaum profesional serta kelompok minoritas. 

Dikutip dari Al Arabiya, mereka berteriak menentang Pemerintah dengan kalimat ''Rakyat ingin Menggulingkan Rezim''. Pengunjuk rasa yang berkumpul di Tahrir, berencana akan bergeser ke Istana Presiden Ittihadiya pada pukul 17.00 waktu setempat. 

Sebelumnya, Juru Bicara Kelompok Oposisi yang menyebut diri Tamarod (Pemberontakan), Mahmud Badr mengatakan telah mengumpulkan 22.134.465 tanda tangan. Beberapa waktu lalu, mereka mengatakan telah mendapat 15 juta tanda tangan yang menyetujui petisi menuntut Mursi untuk mundur. 

Dengan angka mencapai 22 juta tanda tangan, maka jumlahnya lebih tinggi dari para pemilih Mursi pada tahun lalu yang mencapai 13,23 juta suara (51,7 persen). Sementara itu, delapan anggota badan legislatif mengundurkan diri menentang kebijakan Mursi. 

sumber : Reuters/AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement