Senin 01 Jul 2013 21:18 WIB

Ikhwanul Muslimin Siap 'Membela Diri' dari Serangan

Rep: Ichsan Emrald Alamsyah/ Red: Citra Listya Rini
Para pengunjuk rasa menyerang dan merusak markas Ikhwanul Muslimin di distrik Muqatam di Kairo, Senin (1/7).       (AP/Khalil Hamra)
Para pengunjuk rasa menyerang dan merusak markas Ikhwanul Muslimin di distrik Muqatam di Kairo, Senin (1/7). (AP/Khalil Hamra)

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Ikhwanul Muslimin menyatakan penyerangan markas besar Ikhwanul Muslimin telah melewati batas. Ikhwanul Muslimin pun mempertimbangkan sebuah tindakan untuk membela diri.

Juru Bicara Ikhwanul Muslimin, Gehad el Haddad mengatakan kepada Reuters bahwa rakyat Mesir tak akan diam dan mentolerir serangan terhadap institusi mereka. Bagi Gehad tindakan kekerasan sebagai sarana perubahan sangat berbahaya jika terus hidup dalam masyarakat. 

Selain itu, bisa memicu orang lain untuk melakukannya. Pun, Gehad mengkritik aparat keamanan yang gagal melindungi markas mereka dalam serangan itu. Ia menyebutkan sekitar 150 orang preman menyerang kantor Ikhwanul Muslimin dengan molotov dan batu.

''Orang-orang takkan duduk diam,'' kata Gehad seperti dikutip dari Al Arabiya, Senin (1/7).

Bangunan enam lantai di distrik Moqattam itu dibakar oleh para pengunjuk rasa. Mereka juga membuang seluruh barang yang ada di dalam gedung. Seorang saksi mengatakan kepada AFP bahwa tidak ada anggota Ikhwanul Muslimin di dalam gedung. 

Mereka telah dikawal sekelompok orang pada senin pagi. Seorang tokoh oposisi bernama Hamdeen Sabahi mengatakan militer harus mengintervensi Presiden Mesir Muhammad Mursi. Ia berharap militer bisa mendukung kelompok anti-pemerintah. 

''Angkatan bersenjata harus bertindak karena mereka selalu ada di sisi rakyat,'' ucap dia kepada AFP.

Juru Bicara Kepresidenan, Ehab Fahmy, mengatakan kepada Al Arabiya bahwa dialog adalah satu-satunya jalan untuk mencapai kesepahaman. Presiden pun terbuka untuk dialog nasional yang nyata dan serius. 

Fahmy juga meminta pengunjuk rasa untuk tetap menyuarakan keinginan mereka dengan damai. Agar bisa menjadi contoh bahwa demonstrasi anti Mursi adalah kebebasan berekspresi yang ada di Mesir. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement