Senin 30 Sep 2013 15:49 WIB

Netanyahu akan Tekan Obama Jangan Mudah Buat Perjanjian dengan Iran

PM Israel Netanyahu memperingatkan dunia tentang ancaman senjata nuklir Iran
Foto: Reuters
PM Israel Netanyahu memperingatkan dunia tentang ancaman senjata nuklir Iran

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK--Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan memperingatkan Presiden Barack Obama pada pertemuan Senin bahwa "pembicaraan manis" diplomatik Iran tak dapat dipercaya. Ia bahkan berencana mendesak Obamna untuk menekan Teheran mencegah dari membuat bom nuklir.

Sementara Obama kembali menyatakan kepada Netanyahu, menjamin bahwa dia tidak akan bertindak prematur untuk meredakan sanksi-sanksi atas Iran.

Isyarat-isyarat yang berkembang dari hubungan Amerika Serikat-Iran telah membuat bingung Israel dan dapat membuat ketegangan antara kedua pemimpin itu, yang tidak selalu membicarakan pertikaian nuklir Iran.

Mereka akan bertemu di Gedung Putih tiga hari setelah Obama dan Presiden Iran Hassan Rouhani berbicara melalui telepon -- kontak tingkat tertinggi antara dua negara itu dalam iga dekade lebih. Kontak itu membangkitkan harapan bagi penyelesaian kebuntuan nuklir Iran yang telah berlangsung satu dekade.

"Netanyahu tidak peduli bahwa dia satu-satunya orang yang merusak partai," kata seorang pejabat Israel.

Obama diperkirakan bersimpati terhadap perasaan skeptis Israel mengenai Iran, musuh bebuyutannya. Hanya saja Obama diprediksi tetap bertekad untuk menguji niat Rouhani. Ia menekan Netanyahu pada waktunya untuk berbuat, kata pejabat-pejabat AS.

Bagi Netanyahu, dia akan memberitahu Obama bahwa sanksi-sanksi ekonomi ketat telah berhasil memaksa Iran kembali ke meja perundingan dan "sanksi-sanksi sebaiknya jangan diredakan, sebaliknya diperketat," kata pejabat kedua Israel.

Netanyahu akan mendesak Obama menolak perjanjian apa pun yang menghendaki konsensi dari Barat dan malah menuntut langkah-langkah spesifik dari Iran, termasuk penutupan proyek-proyek pengayaan uranium dan plutonium dan pengiriman sediaan bahan yang dapat diurai.

"Dia akan memberitahu Presiden (Obama) 'lebih baik tak ada kesepakatan daripada ada kesepakatan yang jelek,'" kata pejabat itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement