Kamis 05 Dec 2013 15:29 WIB

Peneliti Swiss Keukeuh Arafat Tewas Diracun

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Karta Raharja Ucu
Yasser Arafat
Foto: AP Photo/Lefteris Pitarakis
Yasser Arafat

REPUBLIKA.CO.ID, BERN -- Para ilmuwan Swiss yang menyimpulkan Yasser Arafat tewas karena diracun keukeuh mempertahankan hasil temuan mereka tersebut. Mereka pun membantah kesimpulan penelitian dari tim Prancis yang menyebutkan, mantan presiden Palestina itu meninggal karena sebab yang alamiah.

Tim peneliti Prancis pada Selasa (3/12) lalu melaporkan, polonium berkadar tinggi yang ditemukan dalam tubuh Arafat bukan menjadi penyebab kematiannya. Menurut mereka, zat berbahaya tersebut berasal dari unsur radon yang terdapat di lingkungan sekitarnya.

Namun, para peneliti Swiss hari ini menyatakan, klaim tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya lantaran tidak didukung bukti-bukti yang kuat. Tambahan lagi, riset yang dilakukan tim Prancis tidak melibatkan satu pun ahli radiasi seperti yang dimiliki tim Swiss.

“Penelitian (dari Prancis) tidak mempunyai cukup bukti untuk mendukung penyebab pasti kematian Arafat. Kita harus mempertimbangkan fakta bahwa Arafat jatuh sakit begitu cepat dan misterius sebelum kematiannya,” kata para peneliti Swiss seperti dilansir Aljazeera, Kamis (5/12).

Suha Arafat mengaku tetap yakin kalau suaminya tewas diracun. “Saya masih benar-benar yakin Arafat meninggal bukan karena sebab yang alamiah. Saya akan terus berusaha untuk mendapatkan kebenaran,” kata mantan istri pemimpin Palestina itu kepada AFP, Rabu (4/12).

Ia terkejut dan tidak percaya dengan hasil laporan medis Prancis yang dirilis dua hari lalu itu. Selain hanya terdiri dari empat halaman, laporan tersebut menurutnya benar-benar tidak masuk akal.

"Tim Swiss melaporkan temuan mereka sebanyak 107 halaman. Itu adalah laporan profesional yang membahas secara rinci tentang keberadaan polonium pada pakaian Arafat," kata Suha lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement