Kamis 13 Feb 2014 02:55 WIB

Dua Tentara Afghanistan Bunuh Dua Prajurit Asing

  Petugas polisi Afghanistan lari ke markas polisi lalu lintas Kabul setelah diserang oleh gerilyawan di Kabul,Senin (21/1). (Reuters/Omar Sobhani)
Petugas polisi Afghanistan lari ke markas polisi lalu lintas Kabul setelah diserang oleh gerilyawan di Kabul,Senin (21/1). (Reuters/Omar Sobhani)

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Dua pria Afghanistan yang memakai seragam militer menembaki pasukan asing di wilayah timur negara itu dan menewaskan dua prajurit. 

Seorang pejabat kementerian dalam negeri mengatakan, penembakan itu berlangsung di provinsi Kapisa, sebelah utara Kabul, ibu kota Afghanistan.

Koalisi pimpinan NATO mengkonfirmasi dua prajurit asing tewas ditembak. Namun tidak menyebutkan kewarganegaraan mereka.

Insiden itu merupakan serangan 'orang dalam' pertama tahun ini. Menurut data yang dihimpun Reuters, tahun lalu ada 10 insiden semacam itu yang mengakibatkan kematian 15 prajurit ISAF.

Serangan-serangan itu membuat koalisi menghentikan singkat semua kegiatan bersama yang merupakan pondasi dari misi NATO di Afghanistan. Belum jelas apakah Taliban mendalangi serangan terakhir itu.

Taliban memerintah Afghanistan sejak 1996 dan mengobarkan pemberontakan setelah digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001.

Sekitar 130 ribu personel Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO yang berasal dari puluhan negara dikirim ke Afghanistan untuk membantu pemerintah Kabul memerangi pemberontakan Taliban dan sekutunya.

Gerilyawan Taliban sangat bergantung pada penggunaan bom pinggir jalan dan serangan bunuh diri untuk melawan pemerintah Afghanistan dan pasukan asing yang ditempatkan di negara tersebut.

Bom rakitan yang dikenal sebagai IED (peledak improvisasi) mengakibatkan 70-80 persen korban pasukan asing di Afghanistan.

Presiden Afghanistan Hamid Karzai dan negara Barat pendukungnya telah sepakat bahwa semua pasukan tempur asing akan kembali ke negara mereka pada akhir 2014. Namun Barat berjanji memberikan dukungan yang berlanjut setelah masa itu dalam bentuk dana dan pelatihan bagi pasukan keamanan Afghanistan.

NATO bertujuan melatih 350 ribu prajurit dan polisi Afghanistan pada akhir 2014 untuk menjamin stabilitas di negara itu. Namun tantangan tetap menghadang dalam proses peralihan itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement