Rabu 02 Apr 2014 17:32 WIB

Saingan Sisi Hadapi Penyelidikan Dana

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Julkifli Marbun
Jenderal Abdel-Fattah el-Sissi
Foto: AP/Alexander Zemlianichenko
Jenderal Abdel-Fattah el-Sissi

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Jaksa tinggi Mesir telah meminta penyelidikan atas dana yang diduga diterima oleh satu-satunya saingan serius pencapresan Abdel Fattah el-Sisi. Dilansir dari Aljazira, penyelidikan tersebut telah dimulai pada Selasa setelah seorang pengacara mengajukan tuduhan terhadap Hamdeen Sabbahi karena telah menarik cek senilai 50.200 dolar AS.

Lanjutnya, uang itu pun dikabarkan diberikan kepadanya oleh sebuah perusahaan swasta. Selain itu, berdasarkan AFP, penyelidikan pemberian uang dari pengusaha kepada Sabbahi tengah berlangsung.

Sabbahi merupakan tokoh oposisi selama pemerintahan Islam mantan Presiden Mohamad Morsi. Ia juga pernah mengikuti pencalonan presiden pada 2012 dan menempati posisi ketiga. Sabbahi saat ini tengah mencari dukungan dari pihak oposisi dalam pemilu Mei nanti.

Namun, Sisi yang popularitasnya semakin meningkat, diharapkan akan menjadi presiden berikutnya. Juru bicara kampanye Sabbahi, Maasum Marzouk, mengatakan tuduhan yang sama juga diajukan saat pemilu 2012 ketika Sabbahi dituduh menerima sumbangan untuk kampanye.

"Tetapi jaksa tidak menemukan apa-apa saat itu. Sebuah upaya yang serupa tengah digencarkan untuk mencemarkan nama baik," kata Marzouk.

Kedua kandidat telah memulai kampanye pemilu dengan memasang poster-poster dukungan Sabbahi di samping gambar Sisi. Sementara itu, bentrokan antara pendukung kedua pendukung kandidat juga dilaporkan terjadi. Pemilihan presiden ini diselenggarakan karena negara tersebut terus mengalami kerusuhan sejak kudeta Juli melawan Morsi.

Pendukung Morsi terus melakukan demonstrasi yang berubah menjadi kekerasan ketika pasukan keamanan membubarkan para demonstran menggunakan gas air mata dan tembakan yang diduga menggunakan peluru tajam. Setidaknya, 31 orang terluka ketika para mahasiswa dari Universitas Al-Azhar bentrok dengan pasukan keamanan pada Selasa. Universitas Al-Azhar Kairo sendiri telah mengeluarkan 25 mahasiswa karena dituduh telah melakukan kekerasan.

Bentrokan juga dilaporkan terjadi di Universitas Ein Shams Kairo. Para kepolisian menembakkan gas air mata di Mediterania Alexandria dan di pusat kota Mansoura ketika para mahasiswa bentrok dengan pasukan keamanan. Sedangkan, dua orang terluka dalam bentrokan yang serupa di Delta Nil Damanhur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement