Rabu 04 Jun 2014 03:53 WIB

Pemilu Suriah Dimulai, Assad Diyakini Menang

bashar assad (file photo).
Foto: AP/Vahid salemi
bashar assad (file photo).

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Meski masih dalam kondisi perang saudara, Suriah menggelar pemilihan presiden pertama sepanjang 50 tahun terakhir. Jutaan rakyat, termasuk yang mengungsi memilih untuk menggunakan hak suara mereka, Selasa (3/6).

Al Jazirah menyebutkan sebagian kalangan meyakini Presiden Suriah Bashar al Assad akan tetap terpilih sebagai pemimpin negara itu. Di ibukota, Damaskus, puluhan ribu orang mengibarkan bendera dan nama Assad.

Sementara yang lainnya memilih menggunakan cap darah sebagai simbol kesetiaan dan patriotisme. Beberapa orang bahkan memilih untuk memperlihatkan pilihan mereka di depan televisi, dibandingkan mencoblos di balik bilik.

Meski begitu kondisi ibukota masih dalam keadaaan genting. Setidaknya tiga kali pesawat tempur melewati langit Damaskus. Walaupun warga menyebut hal itu ada kejadian yang tak biasa. Menjelang sore, televisi pemerintah menyatakan kalau Komisi Pemilihan Umum memperpanjang waktu pemilihan hingga lima jam.

Hal ini untuk mengantisipasi tingginya angka warga yang ingin menggunakan hak pilihnya.Sayangnya, pemilihan umum hanya terjadi di wilayah yang dikuasai pemerintah. Hal ini sama artinya, wilayah yang mengalami pertempuran dan dikuasai kelompok oposisi tak ikut ambil bagian.

Pekan lalu, 10 ribu warga Suriah yang ada di luar negeri telah memilih. Sedangkan sebagian besar dari 2,7 juta warga yang mengungsi memilih golput atau memang tak bisa kembali.Negara pendukung kelompok oposisi, seperti Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Arab Saudi dan Turki menyebut pemilu ini memalukan.

Sedangkan anggota kelompok oposisi sendiri, seperti Muhieddine Lathkani menyebut ini sebagai lelucon yang tak lucu. ''Pemilihan ini tak bernilai bahkan tak ada yang mengaku, meski apapun yang dikatakan Korea Utara dan Iran,'' tutur dia, Selasa (3/6).

Kementerian Dalam Negeri Suriah menyebutkan warga yang ikut memilih sekitar 15 juta orang yang tersebar di 9 ribu tempat. 

[removed][removed]

sumber : Associated Pres
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement