Kamis 27 Nov 2014 14:11 WIB

Walau Koalisi Ikut Serang ISIS, Suriah tak Ingin Berdamai dengan Barat

 Seorang anak menangis histeris di rumah sakit setelah serangan udara pasukan yang loyal kepada Presiden Bashar al-Assad di Duma, dekat kota Damaskus, Suriah, Kamis (11/9). (Reuters/Badra Mamet)
Seorang anak menangis histeris di rumah sakit setelah serangan udara pasukan yang loyal kepada Presiden Bashar al-Assad di Duma, dekat kota Damaskus, Suriah, Kamis (11/9). (Reuters/Badra Mamet)

REPUBLIKA.CO.ID, SOCHI -- Pengeboman-pengeboman yang dilakukan koalisi Suriah tidak menyebabkan peningkatan hubungan antara Damaskus dan negara-negara yang memberikan serangan udara, kata Menteri Luar Negeri Suriah Walid Muallem setelah pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, Rabu.

"Pengeboman-pengeboman koalisi Suriah tidak menyebabkan peningkatan hubungan dengan negara-negara yang memberikan serangan udara karena kita mendasarkan pekerjaan kami dengan mitra asing berdasarkan prinsip-prinsip legalitas," kata Muallem.

Menteri luar negeri Suriah mengatakan bahwa ia tidak meminta Menlu Lavrov mengenai apakah menteri luar negeri Arab, Saud bin Faisal, akan mengunjungi Moskow.

"Saya tahu apa yang akan ia jawab," kata Walid Muallem.

Kantor berita resmi Suriah, SANA, sebelumnya mengatakan, Menteri Luar Negeri Suriah Walid al-Moallem akan mengunjungi Moskow pada 26-27 November, menanggapi undangan timpalannya dari Rusia Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov, kata Kementerian Luar Negeri.

Situasi di Suriah akan menjadi agenda tertinggi, bersama dengan hubungan bilateral dan kesepakatan yang dicapai selama pertemuan terbaru Komite Perdagangan, Ekonomi, Ilmu Pengetahuan dan Kerja sama Teknik Suriah-Rusia.

Alexander Lukashevich, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, mengatakan, pembicaraan antara Lavrov dan al-Moallem akan "meletakkan dasar bagi cara nyata untuk merevitalisasi dialog dengan mengindahkan usulan terbaru yang diajukan oleh Utusan Khusus PBB untuk Suriah Staffan de Mistura."

Lukashevich menekankan perlunya bahwa "memerangi teroris dan ekstremis di Suriah, misi yang menjadi prioritas di garis depan, sinkron dengan upaya internasional untuk melanjutkan aksi di jalur politik untuk memecahkan crisis."

Dia menekankan perlunya bagi semua kekuatan Suriah untuk bersatu melawan upaya organisasi-organisasi teroris di Suriah dan Timur Tengah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement