Senin 26 Jan 2015 21:01 WIB

Ini Prestasi Terbesar Raja Abdullah Versi HRW

Rep: c15/ Red: Agung Sasongko
Raja Abdullah bin Abdulaziz semasa hidup.
Foto: Reuters
Raja Abdullah bin Abdulaziz semasa hidup.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wafatnya Raja Arab Saudi, Raja Abdullah menyedot perhatian publik. Raja yang dikenal sebagai pemimpin terkaya di dunia ini ternyata memiliki track record nilai HAM yang cukup baik dibanding negara pemimpin Arab sebelumnya.

Human Right Watch (HRW) mencatat, Raja Abdullah sejak 2005 mencatatkan kemajuan, termasuk modernisasi aparat negara Arab Saudi, keterbukaan publik, menurunnya angka diskriminasi perempuan dan minoritas agama, serta reformasi hukum. Hal ini menjadi track record terbaru dari sepanjang sejarah pemimpin Arab yang terkenal arogan dan jauh dari semangat prinsip hak asasi manusi.

Komisioner Human Right Watch, Adam Coogle menyebutkan prestasi terbesar Abdullah telah menciptakan momentum untuk reformasi hak-hak perempuan melalui promosi peluang pendidikan tinggi bagi perempuan, termasuk beasiswa untuk belajar di luar negeri, memfasilitasi masuknya perempuan ke dunia kerja, dan mengumumkan bahwa perempuan akan dapat menjalankan dan berpartisipasi dalam pemilihan daerah nanti pada tahun 2015.

Pada langkah simbolis, 2013 ia mengangkat 30 perempuan masuk dalam Dewan Syura Arab Saudi, sebuah badan penasehat yang membuat rekomendasi kepada kabinet. "Banyak reformasi yang telah dibuat oleh King Abdullah, Human Right Watch mencatat hal hal tersebut, dan memberikan penghargaan setinggi tingginya," ujar Adam Coolge dalam hrw.org, Senin (26/1).

Reformasi yang dibuat oleh Raja Abdullah banyak bekisar soal pembebasan perempuan. Setelah hampir ratusan tahun lamanya, perempuan Arab Saudi kebebasannya dibelenggu. Seperti kebijakan dan praktik menteri melarang wanita dari mendapatkan paspor, menikah, bepergian, atau mengakses pendidikan tinggi tanpa persetujuan dari wali laki-laki, biasanya suami, ayah, saudara, atau anak.

Dalam aspek ketenagakerjaan Raja Abdullah juga membuat peraturan baru yang memungkinkan beberapa orang untuk berganti majikan tanpa izin, dan menciptakan inisiatif baru untuk memerangi pelanggaran merajalela terhadap pekerja rumah tangga migran. HRW mencatat, 2013 menjadi tahun yang baik bagi Arab dalam segi hak pekerja.

Meski baru sedikit hal yang bisa dimerdekakan oleh Raja Abdullah, tapi langkah yang ia buat patut diapresiasi. HRW berharap Untuk Raja Salman memperbaiki warisan Abdullah, ia harus berbalik arah dan mengizinkan warga Saudi untuk damai mengekspresikan diri, mereformasi sistem peradilan, dan mempercepat reformasi hak dan perlakuan terhadap pekerja migran perempuan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement