Kamis 19 Feb 2015 14:05 WIB

PBB Catat Korban Sipil Tertinggi dalam Perang Afghanistan

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Ani Nursalikah
In this file image taken on Oct. 4, 2009, Pakistan's new Taliban leader Hakimullah Mehsud, center, operates light machine gun with his comrades in Sararogha in Pakistani tribal area of South Waziristan along Afghanistan border. Intelligence officials said
Foto: AP Photo/Ishtiaq Mahsud
In this file image taken on Oct. 4, 2009, Pakistan's new Taliban leader Hakimullah Mehsud, center, operates light machine gun with his comrades in Sararogha in Pakistani tribal area of South Waziristan along Afghanistan border. Intelligence officials said

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- PBB mencatat 2014 merupakan tahun mematikan bagi Afghanistan. Pertempuran antara pasukan Taliban dan pemerintah memasuki puncaknya. Warga sipil jadi korban tewas terbanyak akibat bom.

"Mortar, perangkat peledak IED, tembakan, dan bahan peledak lainnya, menyebabkan korban kehilangan anggota tubuh hingga  menghancurkan hidup seseorang," ujar perwakilan PBB khusus Afghanistan Nicholas Haysom, dilansir dari Al Jazeera, Rabu (18/2).

Jumlah kematian warga sipil tahun lalu meningkat 25 persen menjadi 3.699 orang dan warga yang terluka 6.849 orang. Pertempuran meningkat seiring penarikan tentara asing oleh Amerika Serikat selama 13 tahun terakhir.

PBB mencatat kematian warga sipil 2014 mengalami kenaikan 22 persen sejak 2009. Meski pasukan Afghanistan dilatih oleh pasukan AS dan memenangkan peperangan tetap saja tidak dapat menghindari jatuhnya korban sipil.

Jumlah warga tewas lebih tinggi dibandingkan 2009 karena peningkatan penggunaan senjata peledak skala tinggi. Selain itu meluasnya serangan darat juga membuat semakin banyaknya korban jatuh. Banyak warga sipil yang terjebak dalam pertempuran.

PBB mencatat 511 kematian warga sipil Desember lalu akibat dari serangan Taliban. Mereka meluncurkan serangan bertepatan dengan berakhirnya misi tempur NATO.

Pasukan pemerintah bertanggung jawab atas 14 persen korban yang tewas. Sedangkan serangan udara pasukan internasional menewaskan dua persen korban.

Direktur HAM UNAMA Georgette Gagnon mengatakan penderitaan terberat bagi perempuan dan anak-anak Afghanistan adalah kehilangan suami dan ayah mereka. Sebanyak 40 persen korban merupakan anak-anak. Korban perempuan juga naik 21 persen dibanding tahun sebelumnya.

sumber : reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement