Selasa 03 Mar 2015 21:39 WIB

Presiden Yaman Ingin Perundingan Dipindah ke Arab Saudi

Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi
Foto: ustoday
Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi

REPUBLIKA.CO.ID, ADEN -- Presiden Yaman Abedrabbo Mansour Hadi meminta agar pembicaraan rekonsiliasi yang dimediasi PBB dipindahkan ke negara tetangganya, Arab Saudi.

Pembicaraan yang telah diselenggarakan di ibu kota Sana'a gagal sejak Hadi melarikan diri ke Aden bulan lalu setelah beberapa pekan menjadi tahanan rumah.

Presiden yang didukung Barat itu mencabut surat pengunduran dirinya Januari lalu setelah melarikan diri. Hadi mengatakan surat itu dibuat di bawah tekanan. Dia mengusulkan pembicaraan dilanjutkan di Aden atau di kota ketiga Yaman, Taez yang juga di luar kendali milisi Houthi.

"Karena Aden dan Taez tidak diterima oleh beberapa pihak, saya mengusulkan memindahkan pembicaraan ke markas GCC di Riyadh," kata Hadi kepada para kepala suku, Selasa (3/3).

Dia juga meminta agar enam anggota Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) mensponsori pembicaraan itu.

Kelompok Houthi mengendalikan sebagian besar Yaman utara. Kelompok ini telah menyiapkan lembaga pemerintahan mereka sendiri di ibu kota. Houthi menentang perubahan tempat untuk pembicaraan. Tidak jelas apakah Riyadh akan diterima sebagai tempat perundingan oleh kelompok Houthi atau pendukung mereka.

GCC mendukung Hadi. Beberapa negara anggotanya telah memindahkan kedutaan besar mereka ke Aden sejak ia melarikan diri.

Negara-negara Teluk yang memiliki pemerintahan Sunni sangat mencurigai kelompok Houthi. Mereka khawatir Houthi akan membawa Yaman ke dalam orbit Syiah Iran.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement