Senin 16 Mar 2015 02:22 WIB

Dana Rahasia CIA untuk Afghanistan Berakhir di Alqaidah

Rep: Gita Amanda/ Red: Bayu Hermawan
Al Qaeda Yaman (Ilustrasi)
Al Qaeda Yaman (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Surat kabar New York Times melaporkan pada Sabtu (14/3), bahwa pemerintah Afghanistan menggunakan dana rahasia dari CIA untuk menebus diplomatnya dari tangan Alqaidah.

Seperti diketahui selama ini CIA kerap memberikan dana rahasia mencapai satu juta dolar setiap bulannya pada pemerintah Afghanistan.

Pemimpin Alqaidah saat itu, Usamah bin Ladin yang khawatir akan pembayaran meminta Afghanistan mengonversinya ke mata uang lain. Bin Ladin khawatir CIA yang tahu mengenai uang tebusan tersebut akan menaruh racun, radiasi atau alat pelacak.

New York Times mengatakan, surat mengenai bukti pembayaran tersebut ditemukan dalam serangan Angkatan Laut AS ke markas bin Laden di Abbottabad pada 2011. Surat didapat dari komputer dan dokumen yang disita Navy SEAL.

Surat ini diajukan diajukan sebagai bukti dalam persidangan Abid Naseer, seorang agen Alqaidah Pakistan yang dihukum bulan ini di New York atas tuduhan terorisme dan perencanaan pemboman di pusat perbelanjaan di Manchester, Inggris.

The Times menambahkan, diplomat yang ditebus itu adalah Konsul Jenderal Afghanistan di Peshawar Abdul Khaliq yang diculik pada 2008. Ia dibebaskan dua tahun kemudian, setelah Afghanistan membayar Alqaidah tebusan senilai lima juta dolar.

Seorang pejabat Alqaidah mengatakan saat itu, bin Laden menggunakan uang tebusan untuk pengadaan senjata, kebutuhan operasional dan pembayaran pada keluarga militan Al Qaeda di Afghanistan.

"Tuhan memberkati kami dengan jumlah uang yang cukup bulan ini," kata general manager kelompok Atiyah Abd al-Rahman, dalam sebuah surat kepada bin Ladin pada Juni 2010.

Ini menunjukkan secara tak langsung CIA berkontrubusi dalam pendanaan Alqaidah. Itu hanya sebagian dari daftar panjang yang menunjukkan bagaimanan AS, terutama karena pengawasan yang buruk dan kontrol keuangan yang longgar, kadang secara tak sengaja membiayai militan.

Perincian kontribusi CIA dalam pembiayaan Alqaidah didapat New York Times dari hasil wawancara dengan sejumlah pejabat Afghanistan dan Barat, yang berbicara dengan syarat anonimitas. Hingga kini CIA menolak mengomentari laporan tersebut.

Para pejabat Afghanistan mengatakan selain dari CIA, Pakistan menyumbang hampir setengah tebusan. Sementara sisanya berasal dari Iran dan negara-negara Teluk. Mereka juga memberikan kontribusi terhadap dana rahasia presiden Afghanistan.

Seperti diketahui, CIA selama ini kerap memberikan dana rahasia di bawah kepemimpinan Presiden Hamid Karzai. Dana tersebut untuk membeli dukungan dari panglima perang, legislator dan lain-lain, serta untuk pembiayaan perjalanan diplomatik rhasia dan perumahan bagi pada pejabat senior.

Namun, para pejabat Afghanistan mengatakan, arus kas melambat sejak Ashraf Ghani menjabat sebagai presiden pada September lalu. Saat ini mereka mengatakan, dana masih mengalir meski tak seperti dulu.

"Ini uang tunai. Setelah ditempatkan di istana, mereka tak bisa melakukan apa-apa mengenai bagaimana membelanjakannya," kata seorang mantan pejabat keamanan Afghanistan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement