Ahad 22 Mar 2015 17:29 WIB

20 Pelaku Penyerangan di Museum Tunisia Ditangkap

Rep: c07/ Red: Bilal Ramadhan
Museum Bardo, Tunisia
Foto: Wikipedia
Museum Bardo, Tunisia

REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS-- Pihak berwenang di Tunisia mengaku telah menangkap lebih dari 20 orang yang diduga merupakan otak penyerangan pada Rabu (18/3) lalu di Museum Bardo yang menewaskan 23 orang.

Juru bicara Kementrian Dalam Negeri, Mohamed Ali Aroui mengatakan, mereka yang ditangkap 10 di antaranya diyakini terlibat langsung dalam serangan Museum Bardo. Sebelumnya penyerangan terjadi di Museum Bardo oleh dua pria bersenjata yang menembaki pengunjung.

Para pengunjung pun menjadi korban yang seagian besar merupakan wisatawan asing dari Jepang, Prancis, Polandia, Italia, Kolombia dan tiga orang WN Tunisia. Dua pelaku penyerangan pun tewas ketika polisi anti-teror menggelar aksi penyelamatan. Kedua pelaku itu diketahui telah dilatih di kamp-kamp jihad di Libya sebelum melakukan serangan.

Pemerintah Tunisia juga merilis sebuah foto tersangka lain agar bisa segera ditemukan. Pemerintah juga berencana untuk menyebarkan tentara ke kota-kota besar untuk meningkatkan keamanan menyusul penembakan.

Ada pun sebagai bentuk belasungkawa, ratusan orang berkumpul di depan katedral di kota Tunis pada Sabtu (21/3). Mereka menyalakan lilin untuk mengenang para korban, dimana ada tiga orang Tunisia juga menjadi korbannya. Hadir pula para menteri dari negara tersebut.

Serangan di Museum Bardo kemarin merupakan serangan terbesar yang kembali terjadi di Tunisia setelah serangan bom bunuh diri 2002 di pulau Djerba. Sementara itu ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Pesan itu disebar melalui akun Twitter ISIS.

Menurut ISIS, dua penyerang museum itu memiliki nama panggilan Abu Zakariya al-Tunisi dan Abu Anas al-Tunisi. Nama itu berbeda dari identifikasi polisi Tunisia yang menyatakan kedua pelaku bernama Yassine Abidi dan Hatem Khachnaoi.

ISIS juga menyebarkan pesan suara di internet. ISIS menyatakan jaringan mereka di Afrika Utara akan terus bergerak melawan unsur-unsur yang dianggap melemahkan perjuangan khilafah. "Apa yang kalian lihat baru permulaan," ucap juru bicara ISIS yang tak disebut namanya.

Tunisia merupakan salah satu negara Afrika yang warganya banyak bergabung ISIS. Sedikitnya 3.000 orang dikabarkan bergabung dengan kelompok militan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement